Scroll untuk baca artikel
Kolom

Kredit UMKM: Dinamika, Budaya, dan Jalan Menuju Inklusi Keuangan

×

Kredit UMKM: Dinamika, Budaya, dan Jalan Menuju Inklusi Keuangan

Sebarkan artikel ini
kredit umkm
Ilustrasi/Barisan.co

Sebaliknya, terdapat peningkatan alokasi dana dalam bentuk surat berharga, khususnya Surat Berharga Negara (SBN). Pergeseran ini mencerminkan preferensi bank terhadap aset yang dianggap lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi.

Dalam kategori UMKM, terdapat tiga kelompok utama: usaha mikro, kecil, dan menengah. Data menunjukkan bahwa kredit usaha mikro mengalami peningkatan signifikan, dari Rp247 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp670 triliun pada tahun 2024.

Sebaliknya, kredit usaha menengah justru menurun, dari Rp491 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp340 triliun pada tahun 2024. Kredit usaha kecil relatif stagnan sejak tahun 2022.

Jumlah rekening kredit UMKM juga menunjukkan pola yang fluktuatif. Pada tahun 2021, jumlah rekening kredit UMKM meningkat pesat, namun kembali menurun pada tahun 2023 dan 2024.

Penurunan ini mencerminkan adanya pergeseran status kredit, di mana banyak pelaku usaha yang “turun kelas” dari kategori menengah ke kecil, atau dari kecil ke mikro. Pergeseran ini sering kali dilakukan untuk memenuhi syarat fasilitas tertentu yang lebih menguntungkan bagi kategori usaha mikro.

Salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk mendukung pembiayaan UMKM adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun, klaim keberhasilan program KUR tidak sepenuhnya didukung oleh data.

Meskipun nilai posisi kredit kelompok usaha mikro meningkat pesat sejak 2021, kelompok usaha kecil dan menengah justru menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas program KUR dalam mendorong pertumbuhan yang merata di seluruh segmen UMKM.

Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa jumlah penerima kredit UMKM lebih sedikit dibandingkan dengan penerima kredit korporasi. Hal ini menegaskan adanya tantangan dalam menjangkau pelaku UMKM yang lebih luas, terutama dalam kategori usaha kecil dan menengah.

Penurunan jumlah rekening kredit pada tahun 2023 dan 2024 juga menjadi indikasi perlunya strategi baru untuk memperluas akses kredit UMKM.

Analisis Perspektif Budaya dalam Kredit UMKM

Aspek budaya memiliki peran penting dalam dinamika kredit UMKM di Indonesia. Dalam banyak kasus, budaya lokal dapat memengaruhi cara pelaku UMKM mengelola keuangan dan mengakses kredit.

Sebagai contoh, budaya gotong royong dan kearifan lokal di beberapa daerah sering kali menjadi dasar bagi kelompok usaha untuk bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan pendanaan.

Namun, hambatan budaya juga muncul, seperti rendahnya literasi keuangan di kalangan pelaku UMKM yang dipengaruhi oleh pola pikir tradisional.