Scroll untuk baca artikel
religi

Kumpulan Hadits Berbakti Kepada Orang Tua

Redaksi
×

Kumpulan Hadits Berbakti Kepada Orang Tua

Sebarkan artikel ini
hadits berbakti kepada orang tua
Ilustrasi foto: Pexels.com/Matthias Zomer

Selain itu hadits dari Jabir bin Abdullah Ra, Rasulullah Saw bersabda:

كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَ قَةٌ

Artinya: “Setiap kabaikan adalah sedekah.”

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِا للهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْلِيَصْمُتْ

Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Muslim).

تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الأَثَرِ

Pelajarilah nasab-nasab kalian agar kalian dapat menyambung silaturahmi dengan keluarga kalian, karena sesungguhnya menyambung silaturahmi itu adalah sebab cinta dalam keluarga, banyaknya rezeki, dan panjang umur.” (HR. Ahmad)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ»

Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: “Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: Amalan apa yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda: ‘Shalat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau bersabda: ‘Berbuat baik kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau bersabda: ‘Berjihad di jalan Allah.‘” (HR. Bukhari dan Muslim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «رَغِمَ أَنْفُهُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ» قِيلَ: مَنْ؟ يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ: «مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا، ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ»

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Celaka, celaka, celaka.” Ditanyakan: “Siapakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya sampai usia lanjut, kemudian dia tidak masuk surga.” (HR. Muslim)

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الجَدَلِيِّ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ بَرِّ الْوَالِدَيْنِ فَقَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ أَطْيَبَ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ، وَإِنَّ وَلَدَهُ مِنْ كَسْبِهِ»

Dari Abu Abdullah al-Jadali, ia berkata: “Aku bertanya kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang berbuat baik kepada kedua orang tua, maka ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan seseorang adalah dari hasil usahanya, dan sesungguhnya anaknya termasuk dari hasil usahanya.’” (HR. Abu Dawud)