“Jaringan gas juga terbatas. Ketersediaan gas juga menjadi pertanyaan tersendiri. Sementara itu, saya masih berpendapat bahwa gas itu ada baiknya digunakan sebagai feedstock, misalnya untuk pupuk, karena nilai tambah lebih tinggi,” kata Paul.
Paul juga menjelaskan pemakaian kompor listrik juga lebih murah dibandingkan elpiji. Ia mengacu pada hasil analisis yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) yang menyebut kompor listrik bisa mengurangi beban biaya memasak hingga 57 persen dibanding elpiji.
“Di sisi lain, kalau kompor listrik semakin banyak digunakan, maka oversupply listrik di Jawa bisa berkurang karena meningkatnya demand, jadi kerugian PLN bisa berkurang,” kata Paul.
Seperti diberitakan oleh media, tingkat konsumsi listrik masyarakat tergerus akibat pandemi Covid-19. Ini membuat angka permintaan listrik berkurang dan berdampak pada adanya pasokan berlebih atau oversupply PT PLN.
Artinya, PLN punya pekerjaan rumah untuk mencari demand baru demi menyerap listrik. Dan menurut Paul, kondisi ini mengisyaratkan bahwa pemerintah perlu mulai mengampanyekan pemakaian kompor listrik kepada masyarakat. [dmr]