Scroll untuk baca artikel
Risalah

Lirik Caping Gunung, Simbol Tujuan Akhir Kehidupan

Redaksi
×

Lirik Caping Gunung, Simbol Tujuan Akhir Kehidupan

Sebarkan artikel ini

Caping merupakan simbol kehidupan yang terdapat dalam jagat raya, sedangkan bagian ata merupakan tujuan dari kehidupan yakni perjalanan menuju Tuhan atau tujuan akhir kehidupan.

BARISAN.CO – Lirik Caping Gunung diciptakan oleh seniman Gesang Martohartono, yang sangat populer di kalangan masyarakat jawa. Dibawakan ke dalam lagu keroncong yang biasa dimainkan di dalam pertunjukan wayang kulit.

Melalui sajian alat musik gamelan dengan lantunan musik keroncong akan membuat pendengarkan merasakan sensasi yang luar biasa. Langgam jawa ini sangat enak dirasakan dan didengar terlebih mengenang dan mendapatkan sensasi yang berbeda dari bentuk musik lain.

Perlu diketahui bahwasanya gunung menjadi penanda bahwa Negara ini adalah Negara agraris, kaya dengan sumber daya alamnya yang dikelola petani.

Sedangkan caping adalah pelindung atau penutup kepala yang menyerupai gunung, melingkar dan ada pucuk yang menjadi puncak gunung. Jadi caping gunung adalah perlambang pertanian, memiliki fungsi untuk melindungi kepada dari panasnya terik matahari.

Para petani desa memakainya, seiring perkembangan zaman caping gunung tidak hanya dipakai untuk pelindung kepala. Akan tetapi acapkali digunakan sebagai penhias ruangan, dekorasi maupun seni intalasi.

Caping berbentuk kerucut menyerupai gunung ini terbuat dari anyaman bambu. Selain itu juga dibuat dari daun pandan, keropok, maupun daun kelapa. Bisanya dilengkapi tali agu yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan.

Memiliki bentuk yang khas, dibandingkan topi kelebihan daric aping ini mampu menghalau air hujan. Dipakai para petani saat hendak ke ladang maupun ke sawah. Sebab persawahan adalah area yang panas, sehingga petani membutuhkan alat pelindung berupa caping.

Caping menjadi identitas kebudayaan masyarakat jawa sehingga perlu dilestarikan. Meski caping tidak hanya digunakan di Indonesia dibeberapa Negara juga menggunakan pelindung kepala seperti caping.

Dalam konteks tasawuf, KH Budi Harjono menyebut caping merupakan simbol kehidupan yang terdapat dalam jagat raya, sedangkan bagian ata merupakan tujuan dari kehidupan yakni perjalanan menuju Tuhan atau tujuan akhir kehidupan.

Lagu caping gunung makin populer ketika Waljinah menyanyikannya. Lagu daerah asal Yogyakarta ini dibuat Gesang pada tahun 1973 dengan bentuk langgam jawa.

Berikut ini lirik caping gunung:

Caping Gunung
Ciptaan: Gesang

Dhek jaman berjuang
Njur kelingan anak lanang
Mbiyen tak openi
Ning saiki ono ngendi

Jarene wis menang
Keturutan sing digadhang
Mbiyen ninggal janji
Ning saiki opo lali

Neng nggunung
Tak cadhongi sego jagung
Yen mendhung
Tak silihi caping nggunung

Sukur biso nyawang
Nggunung deso dadi rejo
Bene ora ilang
Nggone podho loro lopo

Video pilihan:

Lagu caping gunung