Scroll untuk baca artikel
Blog

Lukman: Bagi Anies Pemimpin Itu Pemimpi+N, ‘N’ nya adalah Nyali

Redaksi
×

Lukman: Bagi Anies Pemimpin Itu Pemimpi+N, ‘N’ nya adalah Nyali

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Anies Rasyid Baswedan, segala ucapan kebijakan dan tindakannya kini mendapatkan perhatian khusus dari media dan masyarakat umum. Seperti yang terjadi belakangan ini, foto santai dia membaca buku pun viral dan menjadi perbincangan banyak orang, baik yang positif maupun negatif.

Tak aneh memang, sebagai Gubernur di Ibukota, segala cacian dan pujian sudah menjadi hal yang biasa ia terima, namun ia mempunyai prinsip, dicaci tak tumbang, dipuji gak terbang. Anies sadar seorang pemimpin rela dan sadar untuk dikritik, dicaci maki, bahkan Nabi yang mulia  Rasulullah SAW manusia sempurna saja difitnah, Anies itu siapa sih, ucapnya.

Hal inilah yang membuat beberapa koleganya memandang Anies sebagai sosok yang berintegritas. Seperti diungkapkan kakak kelasnya di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Gadjah Mada (UGM) Lukman Hakim.

“Ya, sejak pertama kali bertemu memang beliau sudah kelihatan memiliki leadership dan integritas yang tinggi,” kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret tersebut kepada Barisan.co Senin (23/11/2020).

Lukman bercerita ketika awal masuk UGM, Anies sudah menjadi host di program Tanah Merdeka TVRI Yogya.

“Kemudian saya dan teman-teman mengajak beliau untuk aktif di kegiatan kampus. Lalu, kemudian Anies sempat menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) UGM,” ucap Lukman.

Menurut Lukman sosok Anies belum berubah sejak awal ia kenal hingga kini. “Orangnya masih tetap sama. Berani, berintegritas, dan sportif,” ujar Lukman.

Lukman menyampaikan ada momen yang tak terlupakan tentang sosok Anies.

“Waktu itu saja menjadi SC Panitia Ospek UGM tahun 1990. ABW menjadi ketua OC-nya untuk menyambut mahasiswa baru. Kami membuat spanduk yang dipasang diatas dinding Lapangan Pancasila UGM dengan kalimat Selamat Datang Pemimpin Masa Depan,”

Namun Lukman menambahkan jika pada pagi harinya ternyata huruf “N” dalam “Pemimpin” hilang yang kemudian menjadi “Pemimpi”.

“Sejak itulah ABW punya definisi jika pemimpin itu adalah pemimpi ditambah dengan N, apa itu N? tidak lain adalah Nyali,” pungkas Lukman. [rif]