Yang dimaksud dengan frasa “kesenian musik khas Semarang” dalam konteks ini adalah keberadaan kesenian Gambang Semarang sebagai penanda (ikon) kota Semarang, khususnya dalam aspek seni musik yang dihayati oleh masyarakat Semarang dan diakui perbedaannya oleh masyarakat yang lain.
Frasa tersebut merupakan kata kunci untuk menjelaskan bentuk atau struktur keunikan kesenian ini dibandingkan dengan keunikan struktur kesenian serupa semisal Gambang Kromong Betawi. Hal ini sekaligus merupakan bentuk legitimasi kesenian Gambang Semarang sebagai wujud identity of kind dari hakekatnya sebagai identity of mind karakteristik masyarakat Semarang yang multi etnis.
Yang dimaksud dengan frasa “kesenian musik khas Semarang” dalam konteks ini adalah keberadaan kesenian Gambang Semarang sebagai penanda (ikon) kota Semarang, khususnya dalam aspek seni musik yang dihayati oleh masyarakat Semarang dan diakui perbedaannya oleh masyarakat yang lain.
Frasa tersebut merupakan kata kunci untuk menjelaskan bentuk atau struktur keunikan kesenian ini dibandingkan dengan keunikan struktur kesenian serupa semisal Gambang Kromong Betawi. Hal ini sekaligus merupakan bentuk legitimasi kesenian Gambang Semarang sebagai wujud identity of kind dari hakekatnya sebagai identity of mind karakteristik masyarakat Semarang yang multi etnis.
Unsur Sistem Peralatan: perpaduan alat musik Jawa – Tionghoa
Salah satu unsure “identitas” kesenian Gambang Semarang adalah perpaduan peralatan musik yang dipakai. Peralatan musik tersebut merupakan perpaduan atau komposisi peralatan musik pukul, gesek dan tiup dari Jawa dan Tionghoa dapat dilihat dari ilustrasi gambar berikut :
- Gambang : alat musik pukul dari bilah-bilah kayu sejumlah 20 buah
- Bonang; Alat musik Pukul dari bilah-bilah logam (be si, perunggu, logam) sejumlah 7 buah / bilah, jumlahnya dapat bervariasi
- Kromong, alat musik pukul dari logam, bentuknya bulat, berjumlah 7 – 11 buah
- Tehiyan, alat musik gesek dari Cina
- Sukong, alat music gesek dari Cina
- Gong, alat musik pukul besar- kecil, untuk gambang Semarang jumlahnya hanya 4 ( empat) buah
- Kendang, alat musik dari kayu dengan rongga berbentuk bulat ditengah di mainkan dengan dua buah tangan di kanan kiri rongga yang tertutup kulit.
- Seruling bambu, alat musik tiup dengan 7 (tujuh) buah lubang yang menghasilkan nada apabila ditiup sambil sebagian lubangnya di buka tutup sesuai nada yang diinginkan.
- Kecrek, alat musik pukul dari lempengan logam
Realitas Sosial Lagu Gambang Semarang
Realitas sosial yang melibatkan Gambang Semarang adalah perannya dalam perubahan sosial di Semarang adalah membongkar struktur atau tatanan masyarakat di lingkungan etnis Tionghoa secara komprehensif yang menyangkut individu-individu, tata nilai, organisasi sosial dan struktur budayannya.
Dalam konteks perubahan sosial terkait dengan akulturasi budaya jawa – cina di Semarang melalui forum kesenian, peran Gambang Semarang adalah memberi peluang kepada masyarakat Tionghoa di Semarang yang semula tertutup untuk berinteraksi lebih terbuka dengan masyarakat pribumi (jawa) baik secara individu maupun kelompok.
Terbukti, melalui interaksi sosial Gambang Semarang telah berkontribusi mengangkat realitas sosial etnis Tionghoa yang semula eklusif menjadi terbuka.
Gambang Semarang telah berperan serta membongkar struktur budaya etnis Cinta untuk berintegrasi dengan budaya lokal (jawa) sampai terbentuknya entitas budaya multikultural, atau membentuk satu elemen budaya baru yakni hybrid culture.