Malam Seorang Isoman puisi karya Mohammad Iskandar, penulis puisi kelahiran Demak, berproses di Competer, KEPUL dan Ruang Kata.
Kata Jiwa
di bawah bulan tua
di bawah rimbun dedaunan
menafsir petuah lama
tentang makna hidup – bayang lampu-lampu
menembus hening ilusiku
membayang desa berjarak sukma
melebur dalam layar kenangan
di bawah bulan tua
daun-daun dan rerumputan
diselimuti kabut putih
embun bergulir dari ranting-ranting
terasa gaibnya – waktu yang fana
apa sebetulnya di balik makna?
hati terbuka sehingga
terangkai rasa syukur
nur illahi menurun
ke penjuru semesta
malam begitu lapang
selepas munajat fajar
diri menuju kerahiman
Krasak, 17 Februari 2022
Malam Seorang Isoman
kolaborasi antara
musik klasik di pendengaran
teks puisi-puisi tua di penglihatan
butir-butir tasbih di sela jemari
kepasrahan dan rasa syukur
saling bertaut
dirasakan sekat antara
sunyi kamar dan luar jendela
ia menimbang rasa
diri jauh dari perkasa
tunduk pada kuasa – pemilik segala
dirasakan pula kasih
oleh waktu yang sedia
menjaga suasana hati
harapan begitu mengapi
ia pandangi langit-langit kamar
ada bayang silam di pelupuk mata
lalu
duduk bersila di atas dipan
dibaca doa begitu khusuknya
“sirnalah wabah dari bumi Tuhan”
kolaborasi sunyi
musik klasik, hangat kasih sayang, setumpuk obat dan vitamin, beberapa biji buah dan nyala harapan
betapa hidupnya
November 2020
Gema dalam Tubuh
ling-
ini waktu
mengiring usia
kita laju
pagi ke senja
gelisah jiwa
menafsir kalam
zaman tua – sunyi di hadapan
pandanglah ke barat
semestinya ada isyarat
terbaca sepanjang makrifat
tak ada ratapan, dunia hanya titipan
sebelum hari senja
baik kita kumpulkan bekal
perjalanan panjang keabadian
turut dalam ingatan, merasuk jiwa–
terpujlah jiwa kita
yang melantun doa-doa
kalam habis dibaca
sentiasa sejukkan dada
ini waktu
mengiring laju usia
cinta; penghabisan kata-kata
Krasak, 17 Februari 2022