Pada Agustus 2019, sekitar 5.000 pekerja konstruksi mogok kerja terkait dengan gaji yang tidak dibayar dan kondisi kerja yang buruk. Dalam investigasinya, Al Jazeera menemui pekerja yang protes itu dan mereka mengatakan selain kondisi hidup yang buruk, gajinya belum juga dibayarkan selama empat bulan. Selain itu, perusahaan juga gagal memperbaharui izin kerja mereka sehingga membuat status mereka di Qatar menjadi ilegal. Dan, majikan mereka tidak memberikan surat-surat yang diperlukan agar mereka bisa berpindah majikan.
Dipenjaranya Ibhais Bukti SC Paranoia
Percakapan Whatsapp yang bocor di grup Crisis Comms milik SC diterbitkan oleh situs Norwegia Josimar, memperlihatkan adanya diskusi antara pejabat SC tentang cara menangani liputan media tentang pemogokan. Percakapan itu dikonfirmasi otentik oleh SC. Ibhais menunjukkan kekhawatiran menyusul saran bahwa SC menyangkal ada pekerja Piala Dunia yang terlibat dalam aksi mogok.
Ibhais mengklaim penyelidikan internal karena sikapnya terhadap pekerja yang terdampak. Keluarganya menuturkan setelah penyelidikan, Ibhais ditangkap di kantor oleh keamanan negara dan tidak diberi bantuan hukum saat ditahan. Sedangkan pejabat Qatar membantahnya dan menyebut Ibhais menerima nasihat hukum dan perwakilan selama proses hukum di Qatar.
Ziyad menyebut Ibhais tidak dapat menemui keluarganya dan diancam dengan kekerasan. Ibhais juga mengakui sesuatu yang tidak dia lakukan.
“Dia mengatakan dia mencoba menerima suap sebagai imbalan untuk memberikan tender, tetapi kemudian berubah pikiran. Tender tidak diberikan pada akhirnya. Dia menghadapi semua ini untuk kejahatan yang tidak terjadi,” ungkap Zayid.
SC mengatakan budaya kerjanya mempromosikan dan mendorong staf mengangkat masalah dan keluhan, khususnya pada sebjek yang bersangkutan seperti kesejahteraan pekerja.
Dalam pernyataan bersama, Fair Square dan Human Right Watch menyampaikan analisis laporan polisi Qatar dan pernyataan saksi menunjukkan SC menyerahkan tuduhan yang sangat sensitif dan tampak tidak berdasar serta tidak jelas Ibhais terlibat dalam kegiatan yang akan merugikan negara atau keamanan di negara tersebut.
Pernyataan bersama itu juga menambahkan pada bulan September, para interrogator menggunakan inisiasi dari penyelidikan Keamanan Negara untuk memaksa Ibhais mengakui tuduhan yang lebih ringan kepada Ibhais berupa penyuapan dan penyalahgunaan dana negara.
“Semakin tampak Abdullah Ibhais dipenjara karena kecurigaan dan paranoia, bukan adanya bukti atas kesalahannya,” kata direktur Fair Square, Nick McGeehan. [rif]