Scroll untuk baca artikel
Blog

Marie Edwards Walker: Pionir di Bidang Kedokteran dan Feminisme

Redaksi
×

Marie Edwards Walker: Pionir di Bidang Kedokteran dan Feminisme

Sebarkan artikel ini

Akan tetapi, Marie gigih menolak untuk mengembalikan medali itu yang diperolehnya dengan susah payah. Tahun 1917, marsekal federal mendatanginya untuk mengembalikan medali yang dikenakannya dengan mengacungkan senapan 12-gauge.

Marie tak gentar sama sekali, ia tetap mengenakan medalinya hingga akhir hayatnya. Usahanya membuahkan hasil ketika medali Medal of Honor miliknya dipulihkan secara anumerta oleh dewan Angkatan Darat.

Perjuangannya Menuntut Kesetaraan Gender

Sepanjang hidupnya, akibat pilihan profesi dan cara berpakaian, Marie dilecehkan dan diolok-olok. Ketika berada di New Orleans, tahun 1870, Marie bahkan ditangkap karena cara berpakaiannya tersebut. Petugas yang menangkapnya memandangnya sebagai homoseksual. Akan tetapi, Marie dibebaskan setelah petugas pengadilan mengenalinya. Dan, kejadian itu berulang-ulang terjadi terhadapnya.

Marie adalah contoh sosok perempuan berprinsip kuat. Dia tak pernah takut untuk melawan.

“Aku tidak memakai pakaian laki-laki. Aku mengenakan pakaianku sendiri.”

Marie aktif dalam memperjuangkan hak pilih dan menjajal mendaftar sebagai pemilih di tahun 1871, namun ditolak. menjadi salah satu pendukung pertama untuk hak pilih perempuan yang berpendapat. Di depan Dewan Perwakilan Rakyat AS, Marie bersaksi mendukung hak pilih perempuan. Namun, ia mulai menarik diri dari arus utama setelah orang-orang mulai berdebat amandemen konstitusi yang mengakui hak perempuan untuk memilih.

Setelahnya, dia membukan pintu rumahnya bagi mereka yang dikucilkan, dilecehkan, bahkan ditangkap karena tidak sesuai dengan gagasan berpakaian tradisional.

“Berjuang untuk hak-hak politik karena melalui ini dan itu, Anda akan pernah akan mendapatkan hak asasi manusia. Ini bukan hanya untuk diri Anda sendiri, tetapi untuk pasukan perempuan muda yang hebat itu, yang belum bisa melihat hal lain apa pun selain senyum dan kegagahan dari calon suami.”

Dia meninggal saat usianya menginjak 86 tahun, dengan mengenakan setelan hitam, Marie dimakamkan di Pemakaman Pedesaan di Oswego, New York.

Sepeninggal Marie, banyak hal yang berubah. Perbudakan dihapuskan, rumah mode Paris memperkenalkan celana harem bagi perempuan, dan hak pilih perempuan mendapatkan daya tarik dalam Amandemen Kesembilan Belas yang diratifikasi 18 bulan setelah kepergiannya.

Marie menjadi salah satu perempuan yang membuka jalan bagi perempuan untuk memakai celana, hak memilih, dan menjadi aktivis. Tak kenal lelah dalam memperjuangkan kesetaraan gender, tak mengherankan jika nama Marie Edwards Walker masuk jajaran Women’s Hall of Fame di tahun 2000. [rif]