Benar juga. Hasil tes swab tanggal 30/12/20 saya positif Covid-19. Terlambat sehari menyadari hal inilah barangkali yang menjadi sebab istri saya turut terpapar. Setelah sebelumnya hasil swab antigen hasilnya reaktif, tes swab PCR istri tanggal 2/1/2021 hasilnya juga positif.
Oh ya, pada saat swab tanggal 30/12/20 itu gejala yang saya alami justru sudah menurun. Bahkan bisa dikatakan sudah tidak ada gejala lagi. Begitu mencurigai jika sedang terpapar Covid-19, selain paracetamol untuk menurunkan demam saya juga minum banyak suplemen. Vitamin C, madu, habatussaudah, dan minum godogan jahe, sereh, kayu manis mulai rutin saya konsumsi.
Sebenarnya, bisa saja saya mengabaikan dan tidak melakukan swab PCR. Sekadar menganggapnya sebagai masuk angin biasa. Toh hasil PCR tanggal 25/12/20 hasilnya negatif. Lagi pula gejala demam dan nyeri otot ini hanya terjadi 3 hari. Terlebih gejala yang dialami istri saya yang jauh lebih ringan. Hanya sakit kepala dan rasa tidak nyaman dihidung seperti mau pilek. Itu pun dialami hanya selama sehari (31/12/2020). Sangat bisa mengabaikannya.
Akan tetapi kesadaran akan pendemi Covid-19 ini mendorong saya untuk melakukan swab ulang. Juga untuk keluarga saya yang pasti berkontak erat. Dan ternyata istri yang hanya memiliki gejala lebih ringan hasilnya juga positif.
Bayangkan potensi penularan yang bisa terjadi jika kami mengabaikan gejala itu. Berapa banyak orang yang akan berkontak ketika saya masih pergi ke kantor, ke masjid, atau ke area publik lainnya.
Beruntung, saya sendiri sudah membatasi melakukan kegiatan di luar rumah sejak 26/12/2020. Begitulah yang biasa saya lakukan ketika menunggu hasil beberapa kali tes swab PCR. Termasuk setelah swab tanggal 25/12/2020 dan swab-swab sebelumnya.
Bagi yang bergejala ringan seperti kami, terpapar Covid-19 bisa dikatakan tidak terlalu mengkhawatirkan. Gejala Covid-19 memang beragam. Umumnya demam, nyeri otot, sakit kepala, batuk, hilang indera perasa dan penciuman, hingga terjadi sesak napas. Masing-masing orang bisa muncul gejala yang berbeda-beda dengan tingkat keparahan yang juga berbeda-beda pula.
Beberapa orang, yang biasanya memiliki komorbid atau riwayat sakit penyerta memang bisa bergejala lebih serius. Bahkan hingga terjadi gangguan pernapasan yang perlu dibantu ventilator. Perlu penanganan dokter di RS secara lebih intensif. Data juga mencatat ribuan orang yang tidak tertolong setelah terpapar Covid-19.
Bagi yang bergejala ringan, kondisinya tampak seperti orang yang sehat saja. Akan tetapi, karena sudah terpapar Covid-19 justru berpotensi menyakiti orang-orang di sekitar. Virus ini begitu mudah menyebar dan menular. Itulah kenapa harus ada kesadaran jika terkonfirmasi positif Covid-19 atau melakukan kontak erat dengan orang yang positif Covid-19 perlu untuk isolasi. Agar dampak penyebarannya semakin terkendali.