Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Masa Sih Saya Bisa Terpapar Covid-19?

Redaksi
×

Masa Sih Saya Bisa Terpapar Covid-19?

Sebarkan artikel ini

SEMUA AKAN Covid pada waktunya. Begitulah yang diungkapkan seorang teman di sebuah group medsos. Tentu saja ini bukan harapan. Apalagi doa. Sekadar satire melihat tingkat disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan yang rendah.

Qadarullah…datang juga waktunya bagi saya untuk terpapar Covid-19. Meskipun sekuat tenaga berusaha menerapkan protokol kesehatan, akhirnya terpapar juga oleh virus yang telah membuat heboh umat manusia sejagat ini.

Awal Mula Terpapar

Sebenarnya gak yakin juga dari mana awal mula terpapar Covid-19. Bisa jadi interaksi di tempat kerja, dengan teman yang belakangan memang hasil swab PCR-nya positif. Interaksi itu memang terjadi tidak sepenuhnya mematuhi kaidah jarak dan ventilasi di masa pandemi. Memang tidak terlalu lama. Kami bepergian menggunakan mobil dengan jendela yang tertutup karena mengaktifkan AC. Meskipun saat itu kami senantiasa memakai masker.

Pada saat interaksi itu kondisi badan juga sedang kurang fit karena semalam kurang tidur. Sudah begitu, hari ini malah telat makan siang. Barulah setelah selesai aktivitas, makan siang mundur sampai menjelang ashar.

Secara kebetulan juga, dalam seminggu ini untuk kedua kalinya saya tidak membawa bekal dan makan di warung makan. Padahal sudah berbulan-bulan sejak pandemi selalu membawa bekal dan makan siang di meja kerja. Lebih merasa nyaman dan tidak telat menjaga waktu makan siang. Hari ini, kembali saya membuka masker di tempat umum. Tentu sambil ngobrol ketika makan.

Lucunya, belakangan saya tahu jika mobil yang kami pakai itu sebelumnya dipakai oleh teman lain yang beberapa hari lalu sudah terkonfirmasi positif. Lengkap sudah risiko keterpaparan Covid-19.

Barangkali memang kombinasi hal-hal di atas yang menjadi awal terpapar Covid-19. Interaksi, protokol kesehatan, dan stamina. Entah yang mana yang jadi pintu masuk virus ke tubuh.

Pergerakan virus ini memang tidak terlihat. Sulit untuk memastikan dari mana awal mula terpapar Covid-19. Nyatanya, teman lain yang saat itu juga semobil hasil swab PCR-nya negatif dan tidak merasakan gejala sama sekali.

Jangan Abaikan Gejala

Tanggal 25/12/20 saya melakukan swab PCR. Tracing karena ada teman di kantor yang terkonfirmasi positif. Hasilnya saya negatif Covid-19.

Akan tetapi, tanggal 27/12/20 saya justru mulai merasakan demam, nyeri otot, dan iritasi mata. Mirip seperti gejala masuk angin. Awalnya gak menduga jika ini gejala Covid-19. Seperti biasanya minta dipijat istri. Setelahnya, dibalur minyak gosok kemudian tidur berselimut.

Ketika bangun memang terasa lebih enteng. Tetapi justru muncul kekhawatiran setelah mendapat kabar jika salah satu teman kantor yang semobil dan sama-sama swab PCR tanggal 25/12/20 terkonfirmasi positif Covid-19. Malamnya langsung ambil keputusan untuk isolasi sendiri di kamar. Masker juga dipakai ketika harus berinteraksi dengan keluarga. Dan minta untuk dilakukan swab PCR lagi.

Benar juga. Hasil tes swab tanggal 30/12/20 saya positif Covid-19. Terlambat sehari menyadari hal inilah barangkali yang menjadi sebab istri saya turut terpapar. Setelah sebelumnya hasil swab antigen hasilnya reaktif, tes swab PCR istri tanggal 2/1/2021 hasilnya juga positif.

Oh ya, pada saat swab tanggal 30/12/20 itu gejala yang saya alami justru sudah menurun. Bahkan bisa dikatakan sudah tidak ada gejala lagi. Begitu mencurigai jika sedang terpapar Covid-19, selain paracetamol untuk menurunkan demam saya juga minum banyak suplemen. Vitamin C, madu, habatussaudah, dan minum godogan jahe, sereh, kayu manis mulai rutin saya konsumsi.

Sebenarnya, bisa saja saya mengabaikan dan tidak melakukan swab PCR. Sekadar menganggapnya sebagai masuk angin biasa. Toh hasil PCR tanggal 25/12/20 hasilnya negatif. Lagi pula gejala demam dan nyeri otot ini hanya terjadi 3 hari. Terlebih gejala yang dialami istri saya yang jauh lebih ringan. Hanya sakit kepala dan rasa tidak nyaman dihidung seperti mau pilek. Itu pun dialami hanya selama sehari (31/12/2020). Sangat bisa mengabaikannya.