Transaksi Berjalan Diprakirakan Kembali Defisit di Masa Mendatang
Meskipun telah menciptakan rekor surplus pada tahun 2022, Pemerintah sendiri tampak tidak cukup yakin bisa mempertahankan surlusnya pada tahun-tahun mendatang. Terutama jika dilihat dalam besaran nilai rasionya atas PDB yang mencapai 1% pada tahun 2022.
Demikian pula dengan IMF yang memberikan proyeksi (per Oktober 2022) defisit akan dialami kembali mulai tahun 2024 dan pada tahun-tahun berikutnya.
Salah satu penyebab prakiraan kondisi surplus Transaksi Berjalan yang sulit dipertahankan di masa mendatang adalah tekanan dari neraca Jasa-Jasa dan neraca Pendapatan Primer. Neraca Jasa-Jasa terkait erat dengan transformasi perekonomian nasional yang kurang mendukung perkembangan sektor-sektor jasa yang dapat diperdagangkan dengan pihak asing.
Sedangkan neraca pendapatan primer tertekan oleh telah besarnya posisi posisi investasi modal asing, termasuk utang luar negeri di Indonesia. [rif]