Scroll untuk baca artikel
Blog

Menanti di Stasiun – Puisi Mohamad Iskandar

Redaksi
×

Menanti di Stasiun – Puisi Mohamad Iskandar

Sebarkan artikel ini

Hari Petang

1/
tumpah air mata
dari pelupuk, Kamis petang
engkau dipanggil-Nya

2/
kosong hari-hari
suratan maha sunyi
tanpamu, Bapak

3/
pucat bulan Juni
di tanah ini, ketika doa
beriring masuki senja

Demak, Juni 2016

Menanti di Stasiun

petang yang basah
sejauh jarak stasiun
bayang wajahmu

berpuluh kilometer rel yang membeku
kutasbihkan denyut kehilangan
di antara angin petang dan langgam sayonara
juga sehalaman sajak, tertulis kisah kecil
aku yang mengantar, seluruh kecemasan

petang berkabar
gigil tubuh dan ruh
surya tenggelam

di kota timur telah kualamatkan
usia yang mulai ringkih dan putih uban
menanti, seperti menghitung kembali tahun-tahun percintaan
yang sirna di halaman peta

kaca berdebu
jendela di sisiku
riwayat silam

hujan turun
menggigilkan daun-daun
juga tubuhku
sajak yang tertulis
menjadi pelepas rindu

lalu angin malam
memasuki pintu ke pintu
heningku-

Pandean, 15 November 2020

Menjemput Tubuh Sunyi
pahlawan keluarga

mentari timor
kering angin savana
lengking sirine

dari tubuh waktu
menangislah tubuh-tubuh sunyi
di dalam peti, tanpa suara dan kata-kata
dikirimkanlah sebuah kepergian dari lumbung doa
dan juga ratapan kecil nan lirih dari para pecinta
bapak, ibu dan adik-adiknya

dari tanah seberang
sebatang tubuh dipulangkan
Dengan gema yang panjang
di puncak gunung
di hijau perbukitan
di padang savana
di altar gereja
di biru lautan
juga sampai ke rumah Tuhan

peti-peti yang menyimpan tubuh sunyi
terus berdatangan sepanjang tahun
ratusan yang pulang tanpa nyawa
menjatuhkan air mata Timor
ke seluruh tanah Flobamora
O ibu pertiwi, duka mereka duka Indonesia

selembar daun
terlepas dari dahan
menyatu bumi

dari tubuh waktu
terucap sebarisan kalimat duka cita
tersampaikan ke Senayan
dari para penyaksi yang menjemput tubuh-tubuh sunyi di bandara El Tari
dengarkanlah cerita mereka
haruskah air mata mereka
tenangkanlah jiwa-jiwa mereka
yang ditinggalkan pahlawan keluarga

lembayung senja
di bumi Flobamora
redup cahaya

Demak, 11 November 2020

*Mohamad Iskandar; Penulis puisi kelahiran Demak
beberapa puisinya pernah dimuat di media dan antologi bersama
buku puisi tunggalnya Lelaki Utara (2020)

Dapat dihubungi melalui FB: Mohamad Iskandar
WA: 082328519750
IG: Moissania