Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Mendidik dengan Doa, Mencerdaskan Otak Anak

Redaksi
×

Mendidik dengan Doa, Mencerdaskan Otak Anak

Sebarkan artikel ini

Dalam penelitian tersebut, dilaporkan empat hal penting. Pertama, osilasi 40Hz, ditemukan oleh Denis Pare dan Rudolpho Llinas. Kemudian dikembangkan menjadi spiritualitas intelligence oleh Danah Zohar dan Ian Marsal.

Kedua, alam bawah sadar kognitif yang ditemukan oleh Joseph deLouxdan. Lalu dikembangkan menjadi emotional intelligence oleh Daniel Goleman serta Robert Cooper dengan konsep suara hati.

Ketiga, god spot pada daerah temporal yang ditemukan oleh Michael Persinger dan Vilyanur Ramachandran, serta bukti gangguan perilaku moral pada orang dengan kerusakan lobus temporal.

Keempat, somatik marker (penanda somatik) oleh Antonio Damasio. Keempat bukti ini memberikan informasi tentang adanya keterhubungkaitan hati nurani dalam otak manusia, termasuk dalam otak seorang anak.

Pada masa pertumbuhannya, otak anak akan ikut berkembang dengan pesat. Terutama pada tahun-tahun pertama pertumbuhan mereka, yaitu tahap “perkembangan emas/golden age.”

Dengan demikian, bukan tanpa alasan jika para orang tua sesegera mungkin mengasah otak anak sejak dini. Sejak perkembangan otak sang buah hati berkembang, artinya sejak dia lahir, bahkan semenjak dia masih berada dalam kandungan. Karena perkembangan otak pada dasarnya dimulai sejak janin terbentuk dan tumbuh dalam kandungan sang ibu.

Hubungan orang tua dan anak yang dimungkin sejak anak dalam kandungan ibu tersebut, hanya hubungan yang bersifat non-lahiriyah. Hal ini tidak terbatas pada waktu anak dalam kandungan, melainkan juga saat anak tumbuh dalam keluarga maupun lingkungannya. Hubungan nonlahiriyah yang dimaksud, adalah doa.

Ketika orang tua mendoakan ataupun mengajarkan untuk berdoa kepada anak, secara tidak langsung orang tua telah memberikan rangsangan kepada salah satu bagian otak, yang terletak di daerah lobus temporal atau pada posisi god spot. Sehingga, god spot dalam otak anak terasah sejak dini. Sehingga perkembangan kecerdasan spiritualitas (SQ = spiritual quetient) sang anak semakin meningkat beriring dengan pertumbuhannya. Kecerdasan spiritualitas anak akan memberikan bisikan-bisikan suara hati yang senantiasa mendorong sang anak kepada tindakan-tindakan yang baik (akhlakul karimah).

Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal, kecerdasan sprititualitas merupakan puncak kecerdasan, di atas kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan moral. Dengan mendoakan serta pengajaran doa kepada anak secara konjungitas, selain mendidik spiritualitas, juga akan dapat mencerdaskan anak dalam hal intelektual, emosional, dan juga moral. Dengan pola pendidikan keluarga ini, doa telah membantu orang tua dalam mendidik anak agar fungsi otak dapat diperoleh secara optimal dan maksimal.