Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Mengenal Daeri Unjeoun, Layanan Sopir Pengganti di Korea Selatan

Redaksi
×

Mengenal Daeri Unjeoun, Layanan Sopir Pengganti di Korea Selatan

Sebarkan artikel ini

MK menyebut mereka yang pernah mengemudi dalam keadaan mabuk 10 tahun lalu, tidak dapat disimpulkan sebagai pelanggar dengan kebiasaan menyetir dalam keadaan mabuk.

UU itu juga menyatakan bagi pelanggar dapat menghadapi penjara seumur hidup ketika mengemudi dalam keadaan mabuk dan menyebabkan kematian.

Majelis Nasional meloloskan RUU untuk merevisi UU lalu lintas di akhir 2018 setelah seorang wajib militer berusia 22 tahun, Yoon Chang-ho meninggal setelah ditabrak pengemudi mabuk di Busan tahun itu.

Pasca diterbitkannya UU Yoon Chang-ho pertama kali, pemain Welcome to Waikiki, Son Seung Won menjadi artis Korea pertama yang ditangkap. Setelah hasil investigasi, terungkap kecelakaan terjadi karena mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan tidak memiliki SIM.

Layanan Sopir Panggilan

Jika melihat budaya minum di Korea Selatan tentu menimbulkan kekhawatiran karena dapat menyebabkan kecelakaan dan korban jiwa. Hal ini memicu permintaan layanan sopir pengganti.

Layanan daeri unjeon dalam bahasa Korea berarti pengemudi pengganti dimulai sejak akhir 1990-an. Layanan ini menargetkan masyarakat yang ingin pulang dengan aman setelah minum alkohol dan membawa kendaraan pribadi.

Seiring dengan meningkatknya tingkat konsumsi di negara itu, layanan daeri unjeoun menjadi salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat di Korea.

Melansir Korea Herald, diperkirakan lebih dari 5.500 perusahaan terdaftar di seluruh negeri dan ribuan lainnya tidak terdaftar, mempekerjakan sekitar 120.000 sopir pengganti untuk orang mabuk.

Direktur Korea Service Driver Society, Kim Ho mengatakan sekitar 400.000 orang setiap harinya dipanggil sebagai pengemudi pengganti. Ia menambahkan layanan ini menjadi lebih popular bukan hanya di antara orang mabuk saja. Sebab, mereka yang terlalu lelah jika harus pulang ke rumah dengan berkendara juga menggunakannya.

“Kami melihat peningkatan jumlah pelanggan di siang hari, dan sekarang banyak pebisnis kelas atas atau menengah menggunakan layanan kami karena relatif murah,” kata Kim Ho.

Tarif yang ditawarkan berdasarkan jarak. Mulai dari 10.000 won hingga 13.000 tergantung lokasinya. Kim menyampaikan jumlah penyedia layanan pengemudi bersaing ketat dengan menurunkan harga.

Akan tetapi, ia menyebut harga yang rendah seing kali mengorbankan keselamatan.

“Banyak pengemudi pengganti sekarang mengemudi tanpa asuransi dan ketika harga turun, kualitas layanan juga menurun,” tambah Kim.

Ia menyarankan agar pemerintah Korea dapat mengeluarkan aturan untuk memantau tarif dari layanan pengemudi pengganti ini.