“Saya ikut senang (Anies terpilih jadi Gubernur), karena memang orangnya baik sekali. Orang tua dan keluarganya juga baik. Mereka itu (berjiwa) sosial sekali,” kata sang tetangga.
ADA pepatah yang mengatakan tetangga adalah keluarga terdekat kita. Pepatah kuno tersebut mutlak benar, tak meleset sedikit pun. Apa pun yang kita lakukan, entah itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk, pasti akan ketahuan oleh tetangga.
Serapat-rapatnya kita menyimpan rahasia, toh akan ketahuan tetangga. Tidak mungkin kita menyimpan selamanya. Kita bisa berkaca pada kejadian yang sedang hangat belakangan ini, yaitu suami istri yang menyekap asisten rumah tangganya di Bandung Barat.
Meskipun suami istri tersebut menyimpan rapat dan menutupi semua tindakan buruknya, toh para tetangga tahu juga. Akhirnya para tetangga berkoordinasi dengan aparat untuk mengevakuasi ART tersebut. Akhir ceritanya mudah diduga, suami istri tersebut akhirnya ditangkap polisi dan dijadikan tersangka.
Itulah bukti bahwa kita memang tak bisa menyembunyikan apa pun keburukan dan kebaikan kita dari tetangga. Tidak hanya kita sebagai orang biasa, pejabat publik pun bisa diketahui kebaikan dan mungkin juga keburukannya dari kesaksian para tetangga.
Baik atau tidaknya seorang pejabat publik dalam bersosialisasi bisa dilihat dari kesaksian tetangganya. Bila ingin melihat contoh pejabat publik yang memiliki kesan istimewa di mata tetangga, tengoklah Anies Baswedan.
Anies, ternyata adalah sosok yang sangat merakyat dan dekat dengan tetangganya. Hal ini terlihat dari rumahnya yang terbuka untuk semua tetangga. Joglo rumahnya di daerah Lebak Bulus, ternyata biasa digunakan oleh para tetangga untuk menggelar resepsi pernikahan. Artinya, rumahnya terbuka bagi tetangga atau siapa saja yang membutuhkannya.
“Dari zaman menteri juga Pak Anies sudah membolehkan dan bermurah hati untuk mempersilakan jika ingin dipakai untuk resepsi,” kata Abdul Somad, salah satu tetangga Anies di Lebak Bulus.
Mendengar kesaksian dari Abdul Somad ini, kita tahu bahwa Anies memang dekat dengan tetangganya sejak dulu. Apa yang dilakukan Anies, bukan sebagai bentuk pencitraan. Sebab, hal itu sudah dilakukan sejak lama.
Bahkan, bila ditarik lebih jauh lagi, kesaksian serupa juga dirasakan oleh tetangga Anies Baswedan saat tinggal di Jogja. Seorang tetangga di Gang Grompol, Catur Tunggal, Sleman tempat Anies Tinggal, memberikan sebuah kesaksian serupa.
“Saya ikut senang (Anies terpilih jadi Gubernur), karena memang orangnya baik sekali. Orang tua dan keluarganya juga baik. Mereka itu (berjiwa) sosial sekali,” kata sang tetangga.
Kesaksian-kesaksian dari para tetangga tersebut ibarat cerminan sosok Anies Baswedan sesungguhnya. Untuk tahu baik atau tidaknya sosok Anies Baswedan, kita tak perlu bertanya kepadanya. Cukup tanyakan kepada para tetangganya dan kita semua tahu tentang jiwa sosial, kesantunan, dan juga kepedulian sosok Anies Baswedan. [Luk]