Scroll untuk baca artikel
Ekonopedia

Mengenal Transaksi Berjalan [Bagian Empat]

Redaksi
×

Mengenal Transaksi Berjalan [Bagian Empat]

Sebarkan artikel ini

Surplus jasa perjalanan selama ini terutama dihasilkan dari kenaikan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia. Jumlahnya cenderung meningkat dalam 4 tahun terakhir sebelum era pandemi (2020), hingga mencapai lebih dari 10 juta orang tiap tahunnya. Namun, pada saat bersamaan, kunjungan penduduk Indonesia ke luar negeri juga terus meningkat, meskipun dengan lebih lambat.

Fenomena yang perlu mendapat perhatian khusus, dianalisis, dan diambil kebijakan yang tepat adalah dalam hal kelompok Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi. Defisitnya terus meningkat selama enam tahun terakhir.

Padahal sebelum tahun 2012, kondisinya cenderung surplus meski dengan nilai yang terbilang kecil. Defisitnya pun membengkak, dari US$149 juta (2012) menjadi US$3,40 miliar (2020). Bahkan, pandemi justeru meningkatkan nilai defisitnya.

Perlu diingat bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang akan terus tumbuh seiring dengan era digital. Jika tidak ada insentif pada pengembangan jasa telekomunikasi, komputer dan informasi dalam negeri, maka kontribusinya pada defisit transaksi bejalan akan terus meningkat.

Penyumbang defisit lainnya adalah biaya penggunaan kekayaan intelektual yang mencapai US$1,63 miliar pada tahun 2019. Penduduk Indonesia membayar biaya atas hak asing sebesar US$1,80 miliar, dan hanya menerima sebesar US$174 juta. Nilai defisitnya memang sedikit lebih kecil dari tahun 2010.

Beberapa kelompok jasa meski masih mencatatkan defisit, namun relatif kecil. Di antaranya adalah: jasa asuransi dan dana pensiun, jasa keuangan serta jasa pemeliharaan dan perbaikan. Catatan khusus adalah pada jasa bisnis lainnya yang perlahan makin menaingkat.

Jasa bisnis lainnya ini antara lain: broker komoditas, dealer, dan agen komisi perdagangan, hukum, akuntansi, konsultasi manajemen, dan semacamnya.

Dengan fakta perkembangan seperti yang diuraikan tadi, maka tampak bahwa ketergantungan pada jasa asing masih terus berlangsung. Perbaikan Transaksi Berjalan tak dapat hanya dengan upaya yang terfokus pada ekspor atau transaksi barang saja. Perbaikan neraca jasa adalah suatu keniscayaan. []