Selama 14 tahun terakhir, ULN BUMN meningkat lebih pesat dibanding ULN swasta yang bukan BUMN. Akibatnya, porsi ULN BUMN menjadi makin besar, dan telah mencapai 27,89% dari total ULN swasta. Padahal, porsinya baru sebesar 6,51% pada tahun 2007.
Sumber data: Bank Indonesia.
Peningkatan terbesar selama lima tahun terakhir terjadi pada ULN BUMN yang bukan lembaga keuangan. Terutama pada kelompok yang biasa disebut sebagai BUMN Karya dan BUMN energi. Pada akhir 2020, porsinya mencapai 78,61% dari total ULN BUMN. Padahal baru sebesar 72,38% pada akhir 2016.
SULNI melaporkan posisi ULN Swasta pada akhir 2020 menurut Kelompok Kreditor, terdiri dari yang berasal dari Lembaga Keuangan (US$124,22 miliar) dan dari Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (US$68,28 miliar). Rincian kelompok ini tidak termasuk surat berharga domestik, kas dan simpanan serta kewajiban lainnya, yang sebesar US$15,78 miliar
Disajikan pula rincian negara asal pemberi pinjaman (kreditor). Lima negara berporsi terbesar dalam hal ini adalah sebagai berikut: Singapura sebesar US$67,72 miliar (35,57%), Amerika Serikat sebesar US$29,41 miliar (15,44%), Tiongkok sebesar US$19,08 miliar (10,02%), Jepang sebesar US$16,46 miliar (8,64%), dan Hongkong sebesar US$12,49 miliar (6,56%). Rincian kelompok ini juga tidak termasuk surat berharga domestik, kas dan simpanan serta kewajiban lainnya.
SULNI melaporkan posisi ULN swasta berdasar sektor ekonomi dari perusahaan atau pihak peminjam di Indonesia. Sektor ekonomi yang terbanyak porsinya adalah sebagai berikut: Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar US$46,45 miliar (22,30%), Pengadaan Listrik, Gas, Uap dan Udara sebesar US$40,69 miliar (19,54%), Pertambangan dan Penggalian sebesar US$36,51 miliar (17,53%), dan Industri Pengolahan sebesar US$36,90 miliar (17,72%).
Berdasar jangka waktu asal atau ketika ULN swasta dicairkan, yang berjangka pendek (kurang dari sampai dengan setahun) adalah sebesar US$45,51 miliar atau 21,85%. Sedangkan yang berjangka panjang sebesar US$162,77 miliar (78,15%).
Akan tetapi jika dilihat dari sisa waktu pelunasan per akhir 2020, yang berjangka pendek mencapai US$51,13 miliar atau 24,55%. Dari sisi perusahaan yang berutang, termasuk BUMN, risiko dalam hal kemampuan membayar utang dan likuiditas tentu saja merujuk kepada posisi ULN berdasar hal ini. Dan masih ditambah dengan pembayaran bunga utang selama setahun ke depan. []