Scroll untuk baca artikel
Kolom

Menimbang Status Pekerja Driver Ojol

Awalil Rizky
×

Menimbang Status Pekerja Driver Ojol

Sebarkan artikel ini
Status Pekerja Driver Ojol
Ilustrasi

Bagaimanapun, aplikator merupakan bisnis dengan modal besar. Dan dalam praktiknya, terutama saat awal dikembengkan belasan tahun lalu, seolah “bakar duit”. Dan sebagai perusahaan berbasis teknologi, harus terus meneruskan mengembangkan kapasitasnya, yang membutuhkan biaya besar.

Akan tetapi pendorong lain selama beberapa tahun ini adalah kondisi perekonomian secara umum, terutama sekali dalam soal masih kurangnya lapangan kerja. Ditambah dengan fenomena PHK sejak covid hingga saat ini, yang meski sempat membaik, pada tahun 2024 hingga kini kembali memburuk.

Industri ojol menjadi semacam katup pengaman kondisi ketenagakerjaan. Harus diakui membuat driver memiliki daya tawar yang lebih lemah. Pemerintah dan DPR memang mesti berperan aktif untuk melindungi rakyatnya.

Akan tetapi tidak tepat pula jika kebijakan atau pernyataan publiknya terkesan lebih menimbang faktor politik atau populis. Industri ojol bukan menyangkut driver dan aplikator saja, melainkan juga masyarakat konsumen dan mitra usaha. Posisi yang lebih tepat untuk Pemerintah adalah wasit, dan DPR sebagai pengawas dari wasit maupun pelaku industri ojol.

Sebagai ekonom, saya berpendapat kondisi saat ini hingga beberapa tahun ke depan, pilihan sebagai mitra adalah yang paling realistis. Apalagi jika dikaitkan dengan fenomena masih berlangsungnya PHK di beberapa sektor.

Akan tetapi dibutuhkan peran wasit tadi yang bisa ditambah dengan pihak lain agar driver ojol dapat memiliki posisi yang lebih baik. Bahkan, Pemerintah mestinya memiliki tanggung jawab pula atas soal kesejahteraan driver sebagai rakyat, tidak semata terkait soal pekerjaan mereka. []