Scroll untuk baca artikel
Blog

Menjawab Pertanyaan Maba yang Muncul Tiap Tahun: Bagaimana Cara Membagi Waktu untuk Segudang Kegiatan?

Redaksi
×

Menjawab Pertanyaan Maba yang Muncul Tiap Tahun: Bagaimana Cara Membagi Waktu untuk Segudang Kegiatan?

Sebarkan artikel ini

Lagipula, setahu Abang, daftar urusan panjang yang seolah tak habis-habis itu semuanya adalah satu kesatuan. Orang tak akan bisa cari duit kalau tidak punya koneksi, tidak bisa bersosialisasi kalau kondisi emosi tak stabil, dan tak bisa bahagia bila urusan seperti spiritualitas tak digubris (ini serius). Begitu pula hal-hal lainnya. Semuanya seperti satu gulungan benang yang tersambung. Entah mengapa, hal-hal tersebut kini jadi silang sengkarut seperti benang kusut hingga satu simpul dan yang lainnya menjadi terpisah.

Salah satu aktivis senior yang cukup terkenal hingga kini, tak perlu saya sebut namanya, pernah bilang kalau berkuliah itu sudah pasti sekaligus bekerja, berorganisasi dan lain sebagainya. Ia juga bertanya-tanya kenapa hal-hal niscaya itu mulai jadi terpisah belakangan. Seolah kuliah adalah sekadar kuliah, lantas bekerja, lantas jadi CEO, pemimpin, kemudian jadi nabi.

Keterpisahan satu hal dan yang lain, satu orang dengan orang lain, sebabnya bisa kita alamatkan ke individualisma, kapitalisma dan masalah pelik lainnya. Piye? Benar ‘kan?

Sistem itu, yang membuat kita berkompetisi seperti gladiator Colosseum, seolah menjadikan penglihatan kita terpacak kacamata kuda. Sehingga, hidup hanya diartikan untuk bekerja, atau karir, atau apapun itu.

Sistem itu bahkan tidak hanya merasuk jadi cara pandang. Ia juga berupa hal-hal mendesak lainnya seperti upah murah, kesempatan kerja yang terbatas, masa depan suram. Yang bisa jadi seperti Elon Musk ya cuma orang bermodal sosial-kapital gila-gilaan, satu persen populasi. Sisanya? Silakan menjalani hidup bagai mimpi buruk.

Artinya, Adik-adik, membagi waktu dengan baik tidak menjamin masa depanmu baik. Lupakanlah angan-angan jadi pesohor atau cita-cita luhur.

Bertahan hidup saja sebisa mungkin. Waktu tak perlu diatur sebab dunia memang sudah nyaris hancur. Lakukanlah segala hal yang bisa bikin hidupmu baik-baik saja hari ini dan setidaknya besok.

Kira-kira begitu, Dik. Sudah dulu, ya, Abang mau ngerjain skripsi, kalau telat bisa DO. [rif]