Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Menyusui, Sama-Sama Untung

Redaksi
×

Menyusui, Sama-Sama Untung

Sebarkan artikel ini

Sebaliknya sistem saraf simpatis yang berhubungan dengan rasa stres justru berkurang. Itulah mengapa perilaku memberikan ASI (menggendong bayi, membelai, sambil menyusui) dapat menjadi cara untuk mengurangi pikiran stres pada ibu, dan ternyata berhubungan dengan munculnya mood positif.

Pada akhirnya, menyusui bisa membuat ibu secara mental dan fisik lebih sehat dibandingkan tidak menyusui. Itulah mengapa banyak terjadi pada orang tua yang mengalami gejala stres atas capai yang dialami setelah seharian bekerja akan turut luruh ketika bertemu atau bahkan memeluk anak ketika sampai di rumah.

Jika ibu terpapar Covid-19

Lantas bagaimana persoalannya bila sang ibu malah sedang positif terpapar virus covid19. Padahal dalam aturannya ia sendiri harus mengisolasi diri tidak berinteraksi dengan orang lain, lebih-lebih buah hatinya. Tentu menjadi dilematis bagi ibu, dilain sisi anak berhak mendapat asupan ASI dari ibunya.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi menyebutkan ibu menyusui yang terkonfirmasi positif COVID-19 tetap bisa memberikan ASI Eksklusif. Bahkan, berdasarkan hasil penelitian ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.

‘”Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferrin dan lain-lain yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas Covid-19 kepada bayinya,” kata Wiyarni.

Wiyarni menjelaskan aktivitas antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik dalam air susu penyintas Covid-19 mampu bertahan selama 7-10 bulan pasca infeksi.

Oleh karena itu, Wiyarni berharap agar dukungan dan terhadap ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif terus digalakkan saat pandemi Covid-19. Sebab, selain sebagai sumber makanan utama, ASI penting untuk melindungi bayi dari paparan Covid-19

Oleh karenanya, aktivitas menyusui tidak boleh terputus kendati ibu menyusui adalah kontak erat maupun telah terkonfirmasi positif Covid-19. ASI tetap dapat diberikan dengan tetap melakukan protokol kesehatan ketat dan tidak mengalami gejala yang berat, jadi ibu masih bisa menyusui langsung.

Tetapi apabila seorang ibu merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menyusui langsung, maka bayi dapat diberikan ASI perah (ASIP) baik oleh ibu maupun anggota keluarga yang lain.

“Menyusui tidak boleh terputus apa pun status ibu. Apabila kondisinya tidak memungkinkan, ibu yang positif dan dirawat harus didukung agar bisa memerah ASI. Jika ibu masih kuat, lanjutkan dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19,’” urainya.