Scroll untuk baca artikel
Blog

Mimbar Virtual: Mematahkan Mitos dan Dukungan terhadap Ibu Tunggal

Redaksi
×

Mimbar Virtual: Mematahkan Mitos dan Dukungan terhadap Ibu Tunggal

Sebarkan artikel ini

Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Barisanco akan mengadakan Mimbar Virtual: Mematahkan Mitos dan Mendukung Ibu Tunggal yang akan diadakan pada Rabu, 21 Desember 2022 pkl 16.00-17.30 WIB.

BARISAN.CO – Tidak ada seorang pun dalam hidupnya yang ingin menjadi ibu tunggal dan dibebani dengan tanggung jawab tunggal membesarkan anak sendirian. Namun, hidup terkadang melemparkan beban yang terpaksa kita pikul dengan memberikan sangat sedikit atau terkadang tidak ada pilihan.

Menjadi ibu tunggal itu sulit, mereka disalahkan oleh semua orang; keluarga, teman-teman, masyarakat, dan kadang-kadang anak-anaknya.

Orang-orang begitu cepat mengabaikannya. Mereka dinggap sebagai wanita yang keji karena tidak dapat mempertahankan pernikahannya atau memiliki anak di luar nikah.

Namun, jarang sekali kita bertanya-tanya bagaimana mereka bersusah panya memikul beban di punggungnya sendiri. Di antara mereka ada yang berjalan tertatih-tatih dan kadang-kadang terhuyung-huyung menjalani hidup. Bahkan, tak jarang mengorbankan segalanya demi membesarkan buah hatinya.

Membesarkan anak merupakan pengalaman yang menantang. Ini bahkan lebih menantang bagi seorang ibu tunggal.

Sementara, jumlah orang tua tunggal di Indonesia sebanyak 18,25% dari total penduduk dan jumlahnya meningkat 0,1% setiap tahunnya. Jumlah ibu tunggal 14,84% dan ayah tunggal 4,05% (Monica, Widajanti dan Suyatno, 2019:373-382). Data tersebut menunjukkan, jumlah anak yang tumbuh dengan orang tua tunggal juga semakin meningkat.

Menjadi orang tua tunggal bisa sangat menegangkan, baik bagi orang tua maupun anak. Di luar itu, orang tua saat ini menghadapi tantangan pengasuhan yang unik, yakni munculnya media digital, intimidasi, dan tantangan pada anak usia dini dan remaja.

Survei Pew mengungkapkan, 59 persen ibu yang bekerja penuh waktu mengatakan, tidak memiliki cukup waktu luang. Itu menjadi lebih sulit untuk menyeimbangkan pekerjaan dan mengasuh anak untuk ibu tunggal yang bekerja.

Seorang ibu tunggal seharusnya merawat anak-anak dan menafkahi mereka sendirian. Untuk dapat menafkahi anak-anak, dia seringkali tidak punya pilihan selain bekerja ekstra. Oleh karena itu, menyeimbangkan tanggung jawab profesional dan mengasuh anak merupakan masalah utama yang dihadapi ibu tunggal.

Sebagai ibu tunggal, mereka harus melakukan semua hal ini sendirian, dan itu tidak selalu mudah. Sulitnya membagi waktu menyebabkan, rasa kesepian dan depresi menjalar.

Kurangnya dukungan keuangan adalah kenyataan bagi banyak ibu tunggal. Merekalebih cenderung merasa bersalah karena tidak mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Situasi ini diperparah ketika mereka dibiarkan menunggu bantuan yang tidak pernah diterima.

Namun, dengan beban yang ditanggung, sering kali masyarakat menilai, anak dari ibu tunggal cenderung dianggap bermasalah. Namun, benarkah demikian?

Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Barisanco berencana mengangkat isu ini dalam Mimbar Virtual Barisan.co pada Rabu, 21 Desember 2022 pukul 16.00-17.30 WIB. Acara ini akan menghadirkan dua narasumber, yakni Principal Sekolah Orang Tua, Tiara Yunanda Putri dan Iyet Kowi, Research & Communication Officer Lentera Anak.