BARISAN.CO – Ketua LPPM STIMA IMMI Dr. (can) Nurwulan Kusuma Devi, menyatakan bahwa keberadaan desa binaan merupakan bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi STIMA IMMI untuk membantu warga dalam mengembangkan potensi lokal dan pembinaan sumber daya manusia (SDM).
Program pemberdayaan masyarakat desa binaan sinergi dan kolaborasi Magister Manajemen dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat yang bertema “Melalui Program Literasi Nasional, Kita Dukung Peningkatan Kualitas SDM” adalah langkah nyata dalam mengimplementasikan pembelajaran di Pascasarjana STIMA IMMI dalam menciptakan SDM yang unggul dan profesional.
Acara dibuka langsung oleh Ketua Program Studi Magister Manajemen STIMA IMMI Assoc. Prof., Dr. Harries Mardiistriyatno, M.Si.
Dalam sambutan mewakili Ketua STIMA IMMI, Sri Wahyuningsih, SE, MM ia menyatakan pentingnya kegiatan pemberdayaan masyarakat.
“Kegiatan ini sejalan dengan misi STIMA IMMI yakni menciptakan SDM yang unggul dan profesional untuk memberikan semangat yang berjiwa kepemimpinan serta pembentukan karakter yang inspiratif dan inovatif,” jelasnya.
Rangkaian kegiatan ini juga dilakukan pendandatanganan Memorandum of Understanding antara STIMA IMMI dengan Desa Jogjogan, Cisarua, Bogor.
Dalam nota kesepahaman ini Desa Jogjogan akan menjadi desa binaan STIMA IMMI. Penyelenggaraan acara ini berlangsung di Loka Wiratama, Cisarua, Bogor pada hari Sabtu, 13 Juli 2022.
Dosen Pascasarjana Dr. Bambang Nurrochim, MM, MAP menyatakan kegembiraannya atas terselenggaranya program pemberdayaan masyarakat.
“Program ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang telah diserap di dalam kelas dan mengimplementasikan keahlian, membangun kerjasama team, dan tangungjawab untuk pemberdayaan masyarakat,” terangnya.
Bambang menambahkan terlatih untuk merancang program, mewujudkan dengan menerapkan dasar-dasar manajemen kinerja.
“Sehingga nantinya mahasiswa bukan hanya memiliki kemampuan akademis akan tetapi juga memiliki kontribusi nyata dalam kehidupan bermasyaraka,” imbuh Bambang.
Pemateri kepemimpinan Dr. Sigit Priyono, GSC, S.IP, M.Sc. mengungkapkan tuntutan kepemimpinan saat ini.
“Menghadapi perubahan yang begitu cepat, organisasi dituntut adaptif, dan kepemimpinan kolaboratif menjadi tuntutan di saat ini,” ujarnya.
Sekretaris Desa Jogjogan, Jejen Jaenuddin menyatakan kegembiraaanya atas terlaksananya kegiatan ini.
“Kami berterimakasih kepada panitia karena kegiatan ini akan mengembangkan keterampilan dan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi warga kami dan kami berharap kegiatan desa binaan ini dapat terus berlanjut karena sangat bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Bantuan buku
Selain penandatanganan MoU, civitas STIMA IMMI juga menyerahkan bantuan buku yang diharapkan dapat membantu mengembangkan wawasan dan pengetahuan terutama bagi anak usia dini, ibu-ibu dan masyarakat luas.
Ketua Panitia, Chairunny menyatakan antusiasmenya dalam menyelenggarakan kegiatan.
“Alhamdulillah, dosen-dosen kami bukan hanya memberikan bekal akademis di kelas, akan tetapi juga mengajak kami terjun langsung mempraktekkan ilmu di tengah masyarakat,” tegasnya.
Ketua Mahasiswa Magister Manajemen Angkatan-45 sekaligus penanggung jawab acara, Arif Haryadi mengatakan mahasiswa harus berada di garis terdepan dalam program pemberdayaan masyarakat.
“Kita harus selalu sigap dan tanggap akan kebutuhan masyarakat,” pungkasnya.