Scroll untuk baca artikel
Blog

Monolog Indonesia

Redaksi
×

Monolog Indonesia

Sebarkan artikel ini

Ia mungkin dianggap gila, tapi lebih gila mana dengan orang yang mempertunjukkan kekayaan kemewahan, mereka yang dengan pikiran semata materi pamer rumah dan barang mewah di tengah penderitaan. Mempertunjukkan infra struktur di tengah penderitaan.

Emak pun tetap pada jiwa ibunya, “jangan menangis,” ujarnya dengan suara sendet. “Jangan tertawa,” hujatnya pada pengunjung yang terus terdiam dalam pikiran masing-masing. Penonton tetap diam, seolah manekin manekin hidup, yang kalau merespon monolog ini akan jadi dramoi dialog.

“Jangan menangis, jangan tertawa,” sendu Emak. Sekaligus Jody seperti menyentak pikiran, mengapa kalian mengisi hidup dan kehidupan ini hanya dengan menangis dan tertawa. Alangkah lemahnya manusia di tengah era rekayasa genetika-chips-teknologi atas oligarki.*

Video selengkapnya: