Scroll untuk baca artikel
Kolom

Nothing Gonna Stop Us Now

Redaksi
×

Nothing Gonna Stop Us Now

Sebarkan artikel ini

KALIMAT itu tertulis sangat gagah di spanduk yang dipajang di atas aspal panas proyek pembangunan Sirkuit Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (10/4/2022) sore. Spanduk itu juga menjadi latar sekaligus penanda pengaspalan lapis kedua sirkuit telah rampung.

Lintasan sirkuit adalah bagian utama dari keseluruhan proyek. Karena itu pengaspalan terakhir lintasan sepanjang 2,4 kilometer dengan lebar 16 meter dan 18 tikungan ini, menjadi yang paling emosional bagi ratusan pekerja.

Ketika rampung pengaspalan dan alat berat beringsut perlahan keluar arena, para pekerja pun memasang spanduk di aspal yang masih panas bertuliskan “Nothing Gonna Stop Us Now“.

Para pekerja dari Jaya Konstruksi pun tampak bahagia dan mereka pun berfoto di belakang spanduk. Sejumlah vloger pun mengabadikannya ada yang langsung memakai kamera ada juga yang dibantu dengan drone yang berseliweran.

Munculnya tulisan bernada emosional tersebut sangat ganjil terutama dalam proyek-proyek pemerintah yang dianggap strategis. Kira-kira ungkapan tulisan itu kalau diterjemahkan secara bebas “tak ada yang bisa ganggu kami” atau “sekarang tak ada lagi yang bisa menghalangi kami” atau makna lain yang sepadan.

Bagi sebagai kalangan mungkin tulisan itu bersifat politis dari seseorang atau sekelompok profesional. Tapi sebagian kalangan lagi sangat memaklumi karena ratusan pekerja tersebut yang berjibaku siang dan malam serta dalam kondisi panas dan hujan bekerja dalam tekanan. Hari itu seolah pecah akumulasi beban dan ketegangan!

Para pekerja tersebut mengerjakan konstruksi tidak hanya sekadar mencari nafkah tetapi juga dalam hati nuraninya ingin menyukseskan perhelatan dunia tersebut sehingga berlangsung sukses. Di tengah ketegangan memburu target, sekelompok politikus yang haus kekuasaan terus merong-rongnya dengan berbagai pernyataan pesimistis, tudingan dan persoalan hukum.

Lebih menyakitkannnya lagi para politikus menyangsikan proyek sirkuit tersebut dapat selesai sesuai jadwal dalam tiga bulan. Padahal para pekerja sebenarnya hanya ingin dukungan dan ketenangan bukan malah mengganggu dan merecokinya dengan berbagai isu miring. Para pekerja bukan robot, mereka memiliki perasaan, mereka juga manusia yang baca berita dan juga menyimak media sosial.

Dua partai politik yang sangat kencang dan mewacanakan penggagalan Formula E secara sistematis adalah para kader PDIP dan PSI di DPRD DKI Jakarta. Mereka awalnya menebarkan isu commitment fee sebesar Rp560 miliar, pelaporan dugaan korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengajukan interpelasi yang gagal dan terakhir terus menggembosi bahwa pembangunan sirkuit tidak bakal rampung sesuai jadwal.

Padahal, kalau Fomula E sukses digelar pada Juni ini yang mendapat nama baik bukan hanya Kota Jakarta tetapi juga Indonesia. Belum lagi, dalam ajang Formula E juga tidak hanya berupa kegiatan balap semata mobil produksi pabrikan tetapi di dalamnya juga ada kampanye energi bersih, ramah lingkungan dan energi masa depan.

Formula E juga diharapkan akan menjadi pengungkit ekonomi masyarakat kecil. Karena dalam ajang tersebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melibatkan dan menggandeng UMKM.

Untuk sekadar mengingatkan, dulunya area sirkuit ini berupa tanah kosong dan lahan urukan. Ketika masih berupa lahan kosong dan semak belukar tempat ini sempat dikunjungi bakal calon presiden Partai Solidaritas Indonesia, Giring Ganesa. Bekas pentolan Nidji ini sempat terperosok di kubangan lumpur dan bertemu seekor kambing.

Nah, bila semula Giring hanya bertemu seokor kambing di lahan tersebut. Juni mendatang jangan kaget bila di lokasi tersebut sedikitnya akan berkumpul 2.000 orang asing yang akan menyaksikan Formula E.