BARISAN.CO – Pertanian merupakan sektor perekonomian yang sangat vital. Pasalnya sektor pertanian berkontribusi besar terhadap keberlangsungan ketahanan pangan nasional, juga berkaitan erat terhadap kelangsungan ekosistem alam.
Hal itulah, yang membuat sektor pertanian mempunyai peran besar terhadap pembangunan nasional. Termasuk juga terhadap keterjagaan alam.
Sementara itu, sektor pertanian terbukti menjadi sektor cukup bertahan di masa pandemi Covid-19 yang terjadi dalam dua tahun terakhir. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang terus mengalami pertumbuhan positif. Pada triwulan I tahun 2021, BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat pertumbuhan sektor pertanian sebesar 5,32% (year on year).
Meski demikian, sayangnya dunia pertanian saat ini semakin terkontaminasi dengan merebaknya zat-zat kimia, yang hadir dari pupuk kimia maupun pestisida kimia. Sehingga, dengan penggunaan pupuk dan pestisida kimia berlebih, dan berlangsung lama, membuat produk panen pertanian menjadi kurang sehat.
Serta, dikarenakan penggunaan bahan kimia yang berlebih, hal itu mengancam pula ekosistem pada lingkungan lahan pertanian, termasuk memberikan efek panjang terhadap tingkat kesuburan tanah yang semakin terancam menurun hingga rusak.
Namun, pertanian organik saat ini masih belum begitu dilirik para petani, banyak hal yang menjadi penyebab. Mulai dari minimnya literasi mekanisme pertanian organik, issue atau perdebatan atas efektifitas hasil panen, maupun terkait dengan efisiensi biaya pembuatan pupuk dan pembasmi hama organik.
Oleh karenanya, pertanian saat ini harus segera bertransformasi dan berkiblat kepada sistem pertanian organik, dengan keterlibatan-keterlibatan berbagai pihak. Pertanian organik tentu menjamin keterjagaan alam hayati, juga menghasilkan hasil panen yang berkualitas dan sehat konsumsi.
Padahal saat ini, ilmu-ilmu pertanian organik bukan hal sulit untuk mendapatkannya, dan bisa akses dengan mudah melalui berbagai kanal media online. Selain itu, peran pemerintah terhadap perkembangan pertanian organik haruslah mendorong maksimal.
Memberlakukan transformasi menuju pertanian organik dari pertanian konvensional secara luas, membutuhkan etos perjuangan besar, juga harus mengedepankan kolaborasi aktif. Kolaborasi aktif tersebut bisa tercipta dari peran para petani sendiri, stakeholder, juga industri keuangan. Hadirnya industri keuangan pada kolaborasi tersebut memberi peran sebagai stimulan atas penyaluran cash flow pertanian sebagai modal pengembangan teknologi berbasis organik dan penyuburan lahan pertanian.
Penyaluran Kredit Investasi Perbankan di Sektor Pertanian
Mengacu hal tersebut. Perbankan sebagai supply-chain permodalan, mesti turut serta dalam rangka mendorong upaya kebangkitan pertanian organik. Dengan mengedepankan cita-cita luhur dan berkelanjutan.
Sektor pertanian perkebunan dan perikanan, menjadi sektor yang dominan dalam penyaluran kredit investasi perbankan. Pada data BPS Mei 2022, sektor pertanian mendapatkan porsi pembiayaan sebesar 245 Triliun dari total pembiayaan 1,54 Kuadriliun.
Dan, secara laju pertumbuhan YTD (year to date) angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 6,32%, pada Desember 2021 pencapaian kredit investasi sektor pertanian di angka 239 Triliun.
Berdasar data porsi kredit investasi di sektor pertanian yang cenderung dominan terhadap sektor lain, mestinya semakin mendorong kualitas dan kuantitas produk pertanian tumbuh. Sebagai penyalur kredit, perbankan mesti menjadi fungsi intermediasi yang maksimal dengan didorong oleh regulasi otoritas yang bersifat untuk lebih proaktif terlibat dalam perkembangan pertanian organik, melalui penyaluran kredit investasi.