Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Orang Miskin dan Mitos Meritokrasi

Redaksi
×

Orang Miskin dan Mitos Meritokrasi

Sebarkan artikel ini

“Sejarah ditulis oleh orang kaya, sehingga orang miskin disalahkan atas segalanya.” Jeffrey D. Sachs (Ahli Ekonomi)

BARISAN.CO – Sebagian besar kemiskinan terjadi akibat dari kegagalan pada tingkat struktural. Kita tahu ada sesuatu ketika melihat di negara dengan sumber daya melimpah, masih ditemukannya anak-anak yang tidak memiliki cukup makanan, keluarga tidak mampu membayar perawatan kesehatan, dan orang-orang tidur di jalan karena kekurangan tempat tinggal.

Menurut Bank Dunia, tahun 2020, kemiskinan ekstrem global meningkat pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun terakhir akibat pandemi menambah kekuatan konflik dan perubahan iklim yang memperlambat kemajuan pengurangan kemiskinan. Diperkirakan sekitar 100 juta orang miskin akan bertambah akibat pandemi. Pada tahun 2018, empat dari lima orang di bawah garis kemiskinan internasional, tinggal di daerah pedesaan.

Sebuah penilitian memperkirakan, perubahan iklim mendorong 68 juta orang ke dalam kemiskinan di tahun 2030. Ancaman terhadap pengurangan kemiskinan paling cepat adalah pandemi Covid-19 yang telah menimbulkan bencana ekonomi di seluruh dunia dan gelombang kejutnya terus menyebar. Tanpa respon global yang memadai, maka efek kumulatif pandemi dan kejatuhan ekonomi, konflik bersenjata, serta perubahan iklim akan menimbulkan biaya manusia dan ekonomi yang amat tinggi di masa depan.

Bahkan, penelitian menunjukkan dampak krisis saat ini hampir pasti akan dirasakan di sebagian besar negara hingga tahun 2030. Dengan begitu, tujuan untuk menurunkan kemiskinan absolut global pun menjadi kurang dari 3 persen semakin menjauh tanpa adanya tindakan kebijakan signifikan, cepat, dan substansial.

Saat ini, kemiskinan cenderung menjadi masalah yang didorong ke bawah agenda politik dan upaya menuju perubahan dapat saja dirusak oleh narasi media yang tidak membantu, stereotip, dan memicu kesalahpahaman tentang masalah itu.

Satu stereotip yang terus-menerus menghujani kaum miskin ialah mereka tidak memiliki aspirasi untuk maju atau tidak bekerja cukup keras untuk berhasil. Jajak pendapat NPR/Kaiser/Kennedy School menunjukkan, 52 persen masyarakat Amerika percaya kurangnya motivasi menjadi penyebab utama kemiskinan. Kebanyakan orang Amerika sangat percaya bahwa negara mereka dipenuhi peluang. Pendapat ini menunjukkan mereka percaya bahwa motivasi dan kerja keras dapat menarik orang keluar dari kemiskinan, terlepas dari latar belakangnya.

Mitos Meritokrasi

Adanya narasi dominan yang berusaha menyalahkan orang atas keadaan mereka karena hasil atas pilihan buruk dari masa lalu. Kemiskinan bukan keadaan pikiran, tetapi realitas ekonomi. Banyak orang yang berjuang keluar dari kemiskinan dengan bekerja begitu keras, namun tetap hidup hidup miskin. Ini semata karena pilihan yang berbeda bagi orang miskin daripada yang memiliki akses sumber daya.