Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Orang Miskin dan Mitos Meritokrasi

Redaksi
×

Orang Miskin dan Mitos Meritokrasi

Sebarkan artikel ini

Meritokrasi didefinisikan sebagai keyakinan posisi individu dalam masyarakat harus bergantung pada kombinasi kemampuan dan usahanya. Namun, penjatahan posisi sebagaian besar ditentukan oleh nepotisme, patronase, atau penyuapan daripada oleh prestasi dan kemampuan.

Mandiri dan tanggung jawab pribadi sering menjadi sarana mencapai kesusksesan tanpa batas menjadi cerita menarik sejak lama. Masyarakat memperkuat mitos dengan berdebat dan mempromosikan gagasan bahwa siapa pun bisa berada di puncak kejayaan apabila bekerja keras dan bersikap positif.

Kita tentu sering mendengar kisah Elon Musk, seolah-olah keberhasilannya saat ini berkat kerja kerasnya sendiri. Padahal, kita kita bisa melupakan sosok di baliknya, yaitu ayahnya. Banyak kisah-kisah sukses yang justru jarang mengisahkan tentang investasi atau kontibusi signifikan, misalnya dari keluarga, teman, rekan, pasangan, dan lain-lain.

Istilah meritokrasi pertama kali digunakan dalam buku Michael Young tahun 1958, Rise of Meritocracy yang menggambarkan masa depan dystopian di mana tempat sosial seseorang ditentukan oleh IQ serta usaha. Michael menggambarkan sebuah masyarakat berada di puncak sistem pemerintah secara otokratis dengan hak yang benar sementara yang berada di bawah sistem tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari pelecehan elit atas.

Privilege

Orang yang terlahir kaya dan beruntung sering kali mengubah privilege-nya sebagai orang yang berprestasi. Terlebih, contoh kasusnya, setiap tahun, majalah Forbes menanamkan keyakinan bahwa impian Amerika masih sangat hidup. Dari 400 orang terkaya di AS, Forbes menyebut, 70 persennya mendapatkan kekayaan sepenuhnya dari nol. Sebagian besar media berita menerima klaim itu begitu saja dan hanya sedikit bahkan tidak sama sekali mengecek fakta.

Hingga para peneliti United for A Fair Economy di Boston menyelidiki latar belakang Forbes 400. Mereka menemukan, sebagian besar super rich terlahir dengan kelebihan dan mendapatkan manfaat dari hak istimewa yang tidak diketahui oleh sebagian besar orang Amerika. Studi itu menyimpulkan, lebih dari 60 persen dari daftar tumbuh dalam hak istimewa dengan warisan hingga US$1 juta dan 11,5 persennya mendapat warisan lebih dari US$1juta. Sedangkan, 7 persen lainnya telah mewarisi kekayaan lebih dari US$50 juta.

Perpaduan antara demokrasi dan meritokrasi terkait aspirasi ideal bagi masyarakat yang lebih adil dan menolak dominasi sewenang-wenang oleh aristokrasi atau kelahiran dan warisan. Baik itu demokrasi maupun metokrasi mengacu pada pemuliaan orang sesuai dengan kemampuan, upaya, dan kebajikan individu seseorang, serta kebebasan dan perlindungan kolektif.