BARISAN.CO – Kesalahan adalah sebuah perilaku yang sering manusia lakukan. Hal ini terjadi karena manusia itu adalah mahluk yang lemah dan tidak bisa terus berbuat benar. Sehingga kita akan membenarkan maksud dari istilah manusia adalah tempatnya salah dan khilaf.
Istilah di atas adalah perkataan Khalifah Umar bin Khattab, salah seorang sahabat nabi yang dijamin masuk surga.
Sahabat Umar menyampaikan maqolah demikian memiliki sebuah maksud yang dalam, yaitu bagaimana dia berterimakasih dengan siapapun orang yang menunjukkan kesalahannya. Introspeksi, bermuhasabah diri adalah aktifitas seari-hari yang biasa dilakukan dikalangan para sahabat.
Harapan besar dengan cara ini adalah agar bagaimana kedepan menjadi semakin lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Karena sifat manusia adalah pelupa maka wajar ketika diingatkan akan bersyukur.
Namun tidak semua orang suka dan senang ketika ditunjukkan kesalahannya, mereka merasa seperti direndahkan dengan diungakapnya aib sendiri. Walaupun kesalahan itu memang dia yang melakukan.
Hal itu semata-mata muncul karena ego yang lebih menguasai diri, terlebih lagi sepertinya tidak ada orang di dunia ini yang ingin salah, semua berharap selalu benar Evaluasi Kehidupan adalah bagaikan roda yang selalu berputar.
Menoleh sedikit kebelakang bukan tiada artinya dalam hidup. Ketidak sempurnaannya manusia menjadikannya penting untuk melakukan evaluasi diri.
Sebuah harapan besar dengan berevaluasi, kehidupan mendatang akan lebih baik dan tidak jatuh pada lubang yang sama. Dengan berevaluasi pula kita bisa memformat ulang strategi-strategi apa yang lebih efektif dan efisien untuk kehidupan yang akan datang.
Mengevaluasi diri
Dan yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah siapkah dan maukah kita mengevaluasi diri?
Sebagian orang berfikir berevaluasi diri adalah sebuah kesia-siaan belaka yang hanya menghabiskan waktu karena hidup itu kedepan-bukan kebelakang. Bahkan adalah lebih parah lagi, bahwa dia tidak mau menerima kesalahan yang telah dia perbuat karena dia selalu merasa benar.
Inilah yang menjadi bagaimana seseorang mau berhasil dalam kehidupan mendatang, kebanyakan orang tidak sadar bahwa dia berjalan kedepan namun telah banyak melakukan kesalahan yang sama secara terus menerus maka ini hakikatnya sama saja dengan tidak ada perkembangan.
Dan disini akan semakin terlihat bagaimana urgensinya evaluasi diri itu. Namun kesibukan manusia sendiri menjadi factor serta keterbatasan daya ingat untuk menoleh lagi kebelakang, apa saja kesalahan yang telah diperbuat.
Oleh karenanya, ucapan terimakasih kepada seseorang yang telah menunjukkan kesalahan kita adalah sikap kesatria yang seharusnya kita tunjukkan karena kita sama saja telah ditunjukkan jalan hidup dengan sisi yang lebih selektif.
Bangkit Ketika seseorang mengetahui kelemahannya dan tidak bisa mengontrolnya dengan baik maka di dia akan lemah terkulai dan tengkungkum dengan keterputusasaan.
Akhirnya hidup menjadi lebih suram dan hanya berdiam diri. Padahal sesungguhnya disaat kita mengetahui kelemahan dan kesalahan kita, disaat itulah titik balik kebangkitan kita untuk menjadi lebih baik dan menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa menjadi yang lebih baik lagi, karena AllAh tidak suka dengan orang yang bermalas-malasan.
Itulah yang sikap sahabat Umar bin Khattab ra, bahwa dia akan lebih menyukai kepada seseorang yang telah menunjukkan kesalahannya, karena dengan itu dia terbantu untuk memperbaiki kualitas dirinya agar lebih baik lagi.
Karena tidak ada manusia yang sempurna.