Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Orang Paling Aku Sukai Adalah Dia yang Menunjukkan Kesalahanku

Redaksi
×

Orang Paling Aku Sukai Adalah Dia yang Menunjukkan Kesalahanku

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Kesalahan adalah sebuah perilaku yang sering manusia lakukan. Hal ini terjadi karena manusia itu adalah mahluk yang lemah dan tidak bisa terus berbuat benar. Sehingga kita akan membenarkan maksud dari istilah manusia adalah tempatnya salah dan khilaf.

Istilah di atas adalah perkataan Khalifah Umar bin Khattab, salah seorang sahabat nabi yang dijamin masuk surga.

Sahabat Umar menyampaikan maqolah demikian memiliki sebuah maksud yang dalam, yaitu bagaimana dia berterimakasih dengan siapapun orang yang menunjukkan kesalahannya. Introspeksi, bermuhasabah diri adalah aktifitas seari-hari yang biasa dilakukan dikalangan para sahabat.

Harapan besar dengan cara ini adalah agar bagaimana kedepan menjadi semakin lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Karena sifat manusia adalah pelupa maka wajar ketika diingatkan akan bersyukur.

Namun tidak semua orang suka dan senang ketika ditunjukkan kesalahannya, mereka merasa seperti direndahkan dengan diungakapnya aib sendiri. Walaupun kesalahan itu memang dia yang melakukan.

Hal itu semata-mata muncul karena ego yang lebih menguasai diri, terlebih lagi sepertinya tidak ada orang di dunia ini yang ingin salah, semua berharap selalu benar Evaluasi Kehidupan adalah bagaikan roda yang selalu berputar.

Menoleh sedikit kebelakang bukan tiada artinya dalam hidup. Ketidak sempurnaannya manusia menjadikannya penting untuk melakukan evaluasi diri.

Sebuah harapan besar dengan berevaluasi, kehidupan mendatang akan lebih baik dan tidak jatuh pada lubang yang sama. Dengan berevaluasi pula kita bisa memformat ulang strategi-strategi apa yang lebih efektif dan efisien untuk kehidupan yang akan datang.

Mengevaluasi diri

Dan yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah siapkah dan maukah kita mengevaluasi diri?

 Sebagian orang berfikir berevaluasi diri adalah sebuah kesia-siaan belaka yang hanya menghabiskan waktu karena hidup itu kedepan-bukan kebelakang. Bahkan adalah lebih parah lagi, bahwa dia tidak mau menerima kesalahan yang telah dia perbuat karena dia selalu merasa benar.

Inilah yang menjadi bagaimana seseorang mau berhasil dalam kehidupan mendatang, kebanyakan orang tidak sadar bahwa dia berjalan kedepan namun telah banyak melakukan kesalahan yang sama secara terus menerus maka ini hakikatnya sama saja dengan tidak ada perkembangan.

Dan disini akan semakin terlihat bagaimana urgensinya evaluasi diri itu. Namun kesibukan manusia sendiri menjadi factor serta keterbatasan daya ingat untuk menoleh lagi kebelakang, apa saja kesalahan yang telah diperbuat.