Budaya pertama yang dipelajari Ekman berbasis di negara-negara berikut; Chili, Argentina, Brazil, Jepang, dan Amerika Serikat. Studi awal ini Ekman memperlihatkan kepada orang-orang tentang foto-foto orang yang memperlihatkan ekspresi wajah. Lalu ia meminta kelompok untuk menilai emosi apa yang mereka pikir sedang ditampilkan di setiap foto.
Ekmanpun mendapatkan hasilnya namun ia tidak sepenuhnya yakin. Dia bertanya; “Bagaimana jika kelima budaya telah tumbuh dan terpengaruh nonton film dan tersentuh teknologi.”
Untuk menguji teori ini, Ekman mencari dan mendapatkan temuan budaya yang sepenuhnya terisolasi dari keterpengaruhan televisi dan perkembangan zaman. Hal inilah yang membawa Ekman ke dataran tinggi Papua Nugini untuk bertemu suku primitif yang terpencil seperti Fore. Jika suku Fore menunjukann ekspresi wajah dari emosi yang sama dengan pandangan awal di negara-negara maju.
Paul Ekman mengatakan bahwa, “the truth is all never you face” (kebenaran ada di wajah seseorang). Ia telah melakukan survei ekspresi wajah universal selama 15 tahun di Papua Nugini, dan papua pada umunya khususnya ras Melanesia.
Kesimpulan Paul Ekman
Akhir pandagan Profesor Paul Ekman menghasilkan bawah Papua adalah The last honest person on earth atau Papua adalah manusia terjujur terakhir yang disisakan di muka bumi ini. Dengan pola itu dia memetakan wajah seluruh bagsa di dunia ini, dan ternyata cocok.
Betapa beruntungnya Indonesia memiliki Papua selain kekayaan alamnya yang kita keduk. Kita juga miliki kejujuran tingkat dunia. (Lukni An Nairi)