BARISAN.CO – Di masa Pandemi Covid-19, para penyair yang tergabung dalam Gerakan Puisi Menolak Korupsi memperingati hari antikorupsi sedunia secara virtual. Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia secara virtual kerja bareng Laskar Puisi Menolak Korupsi, Lesbumi NU Jawa Tengah, Barisan.co, dan Taman Akademi kota Semarang.
Acara virtual Pidato Kebudayaan dan Parade Baca Puisi para penyair. Momet peringatan hari anti korupsi sedunia tahun 2020 bertepatan dengan berlangsung pemilihan kepala daerah (Pilkada), Rabu (9/12/2020) malam.
Heru Mugiarso selaku Inisiator Gerakan Puisi Menolak Korupsi dalam Pidato Kebudayaan menyampaikan, peringatan hari antikorupsi sedunia tahun ini menjadi momen penting, sebab berlangsung juga pemilihan kepala daerah atau (pilkada) di sejumlah daerah secara serentak.
“Kaitan Hari Antikorupsi dengan pilkada. Pilkada yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia adalah suatu mekanisme demokrasi yang akan menghasilkan calon kepala daerah. Calon kepala daerah yang kita harapkan adalah yang memiliki integritas. Pemimpin yang mampu menolak korupsi di setiap langkah dan tindakannya,” tuturnya.
Heru menambahkan, ternyata korupsi tidak berhenti, korupsi tidak pernah mati. Terbukti dua menteri menjadi tersangka korupsi dan sejumlah kepala daerah yang juga tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kenapa kita lengah? Karena masyarakat memiliki andil dan peran dalam perlawanan menolak korupsi. Termasuk gerakan puisi menolak korupsi,” ucap Heru.
Peringatan hari anti korupsi sedunia secara virtual sebagai host Ketua Lesbumi NU Jawa Tengah Lukni Maulana An Nairi.
Baca puisi
Para penyair dari berbagai kota turut andil dalam parade baca puisi secara virtual. Membacakan puisi perlawanan terhadap korupsi. Selain baca puisi, juga ada beberapa yang memberikan pandangan terhadap gerakan puisi menolak korupsi.
Diantaranya yang turut andil menyemarakan peringatan hari anti korupsi dengan membaca puisi menolak korupsi, Sus S. Harjono (Sragen), Eddy Pramduane (Depok), Denting Kemuning, Diana Roosertindaro (Surabaya), Slamet Unggul, Imam Subagyo (Semarang), Habib Arafat (Demak), Moh. Tamimi (Madura), Bontot Sukadar (Tegal), Arieyoko (Bojonegoro), Dhiyah Endarwati (Kendal), Dian Komidi (Jakarta), Akur Sudianto (Bogor), Ngatemi dari PKK DKI Jakarta, Gyarta (Ambarawa), Dwi Umi Bardiyah, dan Hikmatullah.
Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia secara virtual tidak hanya diikuti para penyair dan namun juga kalangan umum yang turut memberikan support perjuangan.
Aktivis PKK DKI Jakarta, Euis Pretty mengatakan peringatan hari antikorupsi dan pilkada serentak menjadi moment yang pas memilih pemimpin yang amanah. Pilkada ini menjadi pelajaran kepada masyarakat tidak memilih pemimpin yang asal-asalah.>>>
Video selengkapnya: