Scroll untuk baca artikel
Blog

Parlemen, Copras-capres dan Kebutuhan Sistem Alternatif

Redaksi
×

Parlemen, Copras-capres dan Kebutuhan Sistem Alternatif

Sebarkan artikel ini

Sebagai penutup, ijinkanlah penulis mengutip pemikiran Prof Yudi Latif :

“Sebuah negara yang dibangun tanpa landasan kecerdasan dan pengetahuan tak ubahnya seperti istana pasir. Oleh karena itu, jika demokrasi kita maksudkan sebagai jalan kemaslahatan bangsa, jalan sesat demokrasi dalam kendali plutrokrasi aristokrasi itu harus dihentikan dengan cara membangun demokrasi meritokratis. Demokrasi yang kita kembangkan harus menumbuhkan kembali daulat rakyat yang dipimpin oleh kekuatan akal budi (hikmat kebijaksanaan) dalam suasan deliberatif dan agumentatif (permusyawaratan perwakilan. Itulah dunia harapan yang menuntut perjuangan panjang dan tanggung jawab yang besar. Akan tetapi, perjalanan ribuan kilo dimulai dari langkah pertama.” (Yudi Latif dalam “Menolak Matinya Intelektualisme”–Jejak Perjalanan dan Pemikiran AE Priyono, 2020). [Luk]


[1] https://ekonomi.bisnis.com/read/20201105/9/1313916/ekonom-didik-j-rachbini-publik-ditipu-soal-utang-negara.

[2] https://data.tempo.co/data/494/para-pengusaha-yang-duduk-dikursi-dpr.

[3] Usman Hamid dan Darmawan Triwibowo,Ibid.,hal.345.

[4] AE Priyono dan Usman Hamid.,loc.cit.

[5] https://news.detik.com/pemilu/d-6319644/gugatan-pt-20-ditolak-pks-kami-pahami-ketidakberanian-mk.