Ekonomi

Pasangan Anies-Muhaimin Akan Dorong Lebih Banyak BUMN Melantai di Bursa Saham

Avatar
×

Pasangan Anies-Muhaimin Akan Dorong Lebih Banyak BUMN Melantai di Bursa Saham

Sebarkan artikel ini
BUMN
Ilustrasi: Instagram/Cakiminow.

Pasangan AMIN akan mendorong lebih banyak BUMN sektor teknologi untuk melantai di bursa saham.

BARISAN.CO Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menyuarakan niat mereka untuk mendorong agar semakin banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Mereka percaya bahwa langkah ini akan memperkuat nilai pasar, dan untuk mencapai hal itu, pemerintah perlu mendukung BUMN untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO).

Tim ekonomi pasangan Anies-Muhaimin, Wijayanto Samirin, menjelaskan bahwa dorongan untuk BUMN go public harus diikuti dengan kemudahan pajak dan fasilitas lainnya, tetapi sebelum mendapatkan manfaat tersebut, BUMN harus menegaskan komitmennya untuk melakukan IPO.

“Dari sisi supply side kita dorong untuk ke go public, perusahaan-perusahaan JV yang mereka datang mendapatkan kemudahan pajak dan lain sebagainya, sebelum mereka mendapatkan kemudahan itu harus kita pastikan mereka ada komitmen untuk IPO,” ujar Wijayanto dalam Dialog Arah Kebijakan Investasi dan Pasar Modal 2024-2029, Senin (8/1/2024).

Selain dorongan kepada badan usaha negara, Wijayanto juga menekankan pentingnya bagi pemerintah untuk menilai nilai perusahaan yang akan menjadi emiten BUMN secara menyeluruh sebelum IPO, termasuk pasar kapitalisasi, utang, dan posisi keuangan mereka.

Dia menyoroti masalah yang dihadapi oleh beberapa badan usaha seperti PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), terutama terkait utang yang dapat berpotensi merugikan investor saham. Dia menekankan bahwa pemerintah harus mengamati secara cermat nilai perusahaan BUMN ini sebelum merugikan banyak pihak.

“Pemerintah harus melihat BUMN terbuka dalam konteks enterprise value apa yang terjadi dengan WIKA, apa yang terjadi dengan Waskita itu pemerintah rugi besar, enterprise value melayang Rp150 triliun, tidak ada yang memperhatikan,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya untuk mengurangi dominasi BUMN sektor finansial dan energi dalam pasar modal Indonesia. Caranya adalah dengan mendorong lebih banyak perusahaan teknologi untuk melakukan penawaran saham. Emiten di sektor teknologi, menurut Wijayanto Samirin, adalah sektor masa depan yang perlu mendapat dukungan penuh.

“Sektor-sektor masa depan seperti teknologi juga akan kami permudah untuk listing,” pungkas Wijayanto Samirin. [dmr]