Scroll untuk baca artikel
Berita

PCINU Amerika-Kanada Gelar Halal Bihalal Virtual, Bahas Ukhuwah Islamiyah dan Tantangan Diaspora Muslim

×

PCINU Amerika-Kanada Gelar Halal Bihalal Virtual, Bahas Ukhuwah Islamiyah dan Tantangan Diaspora Muslim

Sebarkan artikel ini
halal bihalal virtual pcinu amerika
Ilustrasi/Muhammad Nur Ihsan

Ketika jarak memisahkan, silaturahmi tetap terjalin PCINU Amerika-Kanada menggelar Halal Bihalal sebagai wadah memperkuat kebersamaan umat.

BARISAN.CO – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat dan Kanada menggelar acara Halal Bihalal Virtual dan Sholawat Nariyah bertajuk “Merajut Ukhuwah, Menebar Rahmah: Halal Bihalal Diaspora Indonesia dan Doa untuk Amerika” pada Jumat (4/4/2025).

Acara yang diadakan secara daring ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla sebagai pembicara utama.

Acara dimulai pada pukul 07.00 WIB dan diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti tahlil dan doa bersama yang dipimpin oleh M. Ulil Rosyad dari Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal dan University of California Riverside.

Sementara itu, peran Master of Ceremony (MC) dibawakan oleh M. Fahmi Arrasyid dari Masjid Al-Falah, Philadelphia, Amerika Serikat.

Dalam sambutannya, Rais Syuriyah PCINU Amerika Serikat-Kanada, Kyai Zainal Abidin, Ph.D., menekankan bahwa Halal Bihalal bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga momen penting untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah di kalangan diaspora Indonesia.

“Halal Bihalal bukan hanya ajang silaturahmi, tetapi juga momentum memperkuat rasa kebersamaan, terutama bagi warga NU yang berada jauh dari tanah air,” ujar Kyai Zainal, yang juga merupakan Principal Engineer and Manager di Southwest Research Institute (SwRI), San Antonio, Texas.

Senada dengan itu, KH Ulil Abshar Abdalla dalam ceramahnya menyoroti pentingnya menjaga solidaritas umat Islam di tengah berbagai tantangan global.

“Di tengah dunia yang semakin individualistis, ukhuwah Islamiyah adalah fondasi utama dalam menjaga keberlangsungan komunitas Muslim. Semangat berbagi, peduli, dan menebar rahmah harus menjadi prioritas utama,” ungkapnya.

Selain membahas pentingnya ukhuwah, diskusi dalam Halal Bihalal ini juga menyoroti konsep Ashobiyyah yang diperkenalkan oleh Ibn Khaldun sebagai mesin yang menggerakkan peradaban.

Kyai Zainal Abidin menjelaskan bahwa Ashobiyyah merupakan kekuatan utama dalam membangun dan mempertahankan peradaban.

“Ibn Khaldun menyebut Ashobiyyah sebagai napas yang menggerakkan sejarah. Ketika kebersamaan dan persatuan kuat, masyarakat akan berkembang pesat. Sebaliknya, jika individualisme mendominasi, maka peradaban akan melemah,” paparnya.

Ia juga mengingatkan bahwa banyak peradaban besar seperti Abbasiyah dan Mongol mengalami kemunduran akibat melemahnya solidaritas sosial.

KH Ulil Abshar Abdalla menambahkan bahwa konsep Ashobiyyah harus diterapkan dengan bijak.

“Solidaritas yang sehat harus berbasis pada nilai-nilai keadilan dan kasih sayang, bukan fanatisme buta atau eksklusivitas kelompok tertentu. Jika tidak dikelola dengan baik, Ashobiyyah justru bisa menjadi pemicu perpecahan,” jelasnya.