Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Lingkungan

Pekerjaan Rumah Benahi Tata Kelola Sektor Sawit

:: Ananta Damarjati
26 Mei 2021
dalam Lingkungan
Pekerjaan Rumah Benahi Tata Kelola Sektor Sawit

Ilustrasi: sindonews.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Dewan Perwakilan Rakyat, 9 April 2021 lalu, menyetujui kerja sama dagang antara Indonesia dengan negara anggota European Free Trade Association (EFTA).

Kemitraan yang secara resmi dinamai Comprehensive Economic Partnership Agreement between the EFTA States and Indonesia (IE-CEPA) ini, membuka peluang Indonesia mengekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan produk turunannya ke negara anggota EFTA: Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss.

Kerja sama ini berjalan cukup alot. Pada umumnya, masih ada keraguan anggota EFTA tentang prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan minyak sawit Indonesia. Tanggal 7 Maret 2021, pemerintah Swiss bahkan menggelar referendum untuk menyepakati boleh tidaknya membuka hubungan dagang sawit dengan Indonesia.

Hasil referendum tersebut: 51,6% masyarakat Swiss setuju masuknya sawit Indonesia. Dan ini merupakan kali pertama Swiss-Indonesia menyepakati kerja sama komoditas sawit.

BACAJUGA

Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Pemerintah Cabut HET dan Kembalikan ke Harga Pasar

Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Pemerintah Cabut HET dan Kembalikan ke Harga Pasar

16 Maret 2022
Fakta-fakta Seputar Minyak Goreng Curah yang Batal Dilarang Penjualannya

Fakta-fakta Seputar Minyak Goreng Curah yang Batal Dilarang Penjualannya

10 Desember 2021

Persentase tersebut cukup menarik disimak. Meski kemudian berlaku suara terbanyak, fakta bahwa ada separuh masyarakat Swiss yang menolak sawit Indonesia penting menjadi perhatian.

Penolakan IE-CEPA di Swiss diinisiasi oleh Uniterre, sebuah serikat petani Swiss, dan Willy Cretegny, seorang petani anggur di Swiss. Alasan mereka, minyak sawit tidak layak masuk dalam perjanjian perdagangan bebas, karena merusak lingkungan hidup dan hak asasi manusia.

Pada satu wawancara dengan Swissinfo, Willy Cretegny juga mengungkapkan bahwa pemenuhan standar keberlanjutan bagi perkebunan sawit Indonesia sulit dicapai.

“Indonesia telah mengadopsi kebijakan deforestasi yang meluas dalam beberapa tahun terakhir untuk menanam produk ini sebagai komoditas ekspor. Bahkan minyak sawit sering kali menjadi sebab dari hilangnya sebagian hutan hujan,” kata Willy Cretegny.

“Mengimpor minyak sawit ke Swiss berarti mengangkut komoditas dari sisi lain planet ini, yang mana itu tidak berkelanjutan. Apalagi sebagian kebutuhan kita bisa dipenuhi dengan minyak nabati lokal seperti rapeseed dan bunga matahari. Sisanya dengan minyak impor dari Eropa seperti minyak zaitun,” tambahnya.

Maka bagi Indonesia, kerja sama IE-CEPA adalah momentum memperbaiki standar keberlanjutan dan tata kelola minyak sawit dalam negeri. Apalagi hal itu dijadikan prasyarat penting sebagaimana termaktub dalam kerja sama ini pasal 8 ayat 10 tentang “Sustainable Management of the Vegetable Oils Sector and Associated Trade”, yang berbunyi:

  • Poin (a): Secara efektif menerapkan hukum, kebijakan, dan praktik yang bertujuan melindungi hutan primer, lahan gambut, dan ekosistem terkait, menghentikan deforestasi, pengeringan gambut dan penggunaan api dalam pembukaan lahan, mengurangi polusi udara dan air, dan menghormati hak-hak masyarakat lokal dan adat serta pekerja;
  • Poin (b): Mendukung penyebaran dan penggunaan standar, praktik, dan pedoman keberlanjutan untuk minyak nabati yang diproduksi secara berkelanjutan;
  • Poin (c): Memastikan transparansi kebijakan dalam negeri dan langkah-langkah yang berkaitan dengan sektor minyak nabati;
  • Poin (d): Bekerja sama dalam meningkatkan dan memperkuat standar pemerintah (jika berlaku);
  • Poin (e): Memastikan bahwa minyak nabati dan turunannya yang diperdagangkan antara para pihak diproduksi sesuai dengan tujuan keberlanjutan sebagaimana dimaksud dalam sub-ayat (a).

Dikutip dari kertas kerja SPOS, secara bilateral Indonesia dan Swiss menyepakati kuota impor sawit 10.000 ton, yang selanjutnya ditingkatkan 12.500 ton selama lima tahun. Swiss juga sepakat mengurangi biaya 20 sampai 40 persen terhadap komoditas sawit Indonesia. Sementara untuk Islandia dan Norwegia, seluruh produk CPO Indonesia akan dibebani tarif nol persen.

Implementasi IE-CEPA ini ditargetkan berjalan awal kuartal II-2021. Kini setelah hambatan tarif bisa dikatakan sudah ‘selesai’, ada hambatan lain terutama kualitas produk, baik mencakup standardisasi maupun aspek lingkungan hidup atau berkelanjutannya yang perlu segera diselesaikan pula.

Dalam pada itu, pemerintah Indonesia perlu segera menyiapkan langkah-langkah strategis lewat upaya koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, serta para pemangku kepentingan.

Dalam siaran persnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku akan membuat peraturan pendukung untuk implementasi tersebut. Ia pun optimistis IE-CEPA mampu meningkatkan profil sawit Indonesia di pasar global.

“Perjanjian Indonesia dengan negara EFTA merupakan persetujuan ekonomi komprehensif Indonesia yang pertama dengan negara di Eropa. Selain untuk meningkatkan ekspor, investasi dan akses pasar ke benua Eropa, IE-CEPA diharapkan dapat meningkatkan profil dan kampanye positif produk kelapa sawit Indonesia secara global dan mendorong diterimanya standar keberlanjutan untuk kelapa sawit Indonesia (ISPO) oleh Swiss,” ungkap Mendag Lutfi. [dmr]

Topik: European Free Trade Association (EFTA)IE-CEPAMinyak sawitTata kelola sawit
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

tanam trumbu karang
Lingkungan

PPI Dunia Tanam Terumbu Karang di Banyuwangi, Upaya Lestarikan Ekosistem Laut

5 Agustus 2022
Coca Cola Diduga Lakukan Greenwashing Melalui Kemasannya
Lingkungan

Coca Cola Diduga Lakukan Greenwashing Melalui Kemasannya

3 Agustus 2022
harga tiket masuk
Lingkungan

Harga Tiket Masuk Pulau Komodo Rp. 3,75 Juta, Berpotensi Menimbulkan Kegaduhan Baru

2 Agustus 2022
Emisi Karbon AS Menimbulkan Kerugian Negara Lain Sebanyak US$1,9 Triliun
Lingkungan

Emisi Karbon AS Menimbulkan Kerugian Negara Lain Sebanyak US$1,9 Triliun

14 Juli 2022
sampah plastik di laut
Lingkungan

Indonesia Penyumbang Terbanyak Kelima Sampah Plastik di Laut

5 Juli 2022
Anies Baswedan Perubahan Iklim
Lingkungan

Transportasi Sumbang 47 Persen Gas Rumah Kaca, Begini Langkah Anies di Jakarta

5 Juli 2022
Lainnya
Selanjutnya
Pendidikan dan Ajang Bakat Anak Bangsa

Pendidikan dan Ajang Bakat Anak Bangsa

Klaster Mudik Lebaran Terus Berlipat Jumlah

Klaster Mudik Lebaran Terus Berlipat Jumlah

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

14 Agustus 2022
Lima Prinsip Relawan ANIES

Lima Prinsip Relawan ANIES

14 Agustus 2022
Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

14 Agustus 2022
jakarta kota yang nyaman

Cerita Orang Jepang: Jakarta Kota yang Nyaman

14 Agustus 2022
potensi diri

6 Langkah Mengenali Potensi Diri, Saatnya Raih Kesuksesan

14 Agustus 2022
Assasin

Assasin – Cerpen Noerjoso

14 Agustus 2022
Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

14 Agustus 2022

SOROTAN

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

:: Redaksi
14 Agustus 2022

Oleh: Laode Basir, Koordinator Relawan ANIES Satu simpul relawan yang makin aktif mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden menyebut dirinya...

Selengkapnya
Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang