Bukan hanya soal seks, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari film Netflix Love and Leashes juga, lho!
BARISAN.CO – Jumat (11/2/2022), film Netflix Love and Leashes baru saja dirilis. Film yang dibintangi oleh Lee Jun-young (Jung Ji-ho), Seohyun (Jung Ji-woo), Kim Bo-ra (Hana), Ahn Seung -kyun (Lee Han), dan Lee El (Hyemi) ini cukup menyedot perhatian di tengah tabunya preferensi seks tentang BDSM (bondage, disipline, sadism, and masochism).
Ji-ho dipindahkan ke divisi yang sama dengan Ji-woo. Dalam divisi itu mayoritas diisi oleh perempuan.
Ji-ho tergolong karyawan yang fleksibel. Jauh berbeda dengan Ji-woo yang blak-blakan mengungkapkan ketidaksetujuannya di depan banyak orang termasuk atasannya. Akan tetapi, saat hari pertama Ji-ho dipindahkan, dia membela Ji-woo yang diminta atasannya untuk bersikap manis dan ramah. Ji-ho menyebut itu sebagai pelecehan.
Ji-woo sama sekali tidak menyangka jika Ji-ho bisa mengatakan hal seperti itu. Sebab, jarang sekali ia menemukan laki-laki yang menganggap persoalan itu sebagai masalah yang serius.
Namun, demikian, mungkin karena video teasernya, banyak yang menganganggap film berdurasi 1 jam 58 menit ini hanya berkutat soal seks saja. Padahal, tidak demikian. lho!
Banyak juga, pelajaran yang bisa dipetik dari film ini. Nah, berikut ini, pelajaran yang bisa dipetik dari Love and Leashes:
1. Hormati preferensi yang berbeda
Sebab, nama yang hampir mirip. Paket milik Ji-ho malah diterima oleh Ji-woo. Sialnya, paket itu berisi kalung anjing. Merasa panik, Ji-ho buru-buru ke ruangan kantornya. Namun, dia melihat Ji-woo sudah membuka paket tersebut.
Ji-ho pun awalnya beralasan bahwa kalung itu untuk anjingnya. Saat ingin merebut paket miliknya, tiba-tiba secarik brosur merubah suasana.
Namun begitu, Ji-woo hanya mengatakan bahwa dia menghargai preferensi seks Ji-ho. Dia pun tidak akan membeberkannya kepada orang lain karena itu adalah privasi Ji-ho.
2. Tidak boleh meminta perempuan tersenyum
Ji-woo dikenal sebagai sosok yang ketus dan lugas. Ia bahkan tidak pernah terlihat tersenyum. Sehingga atasannya kurang menyukainya dan bahkan ibunya Ji-woo pun mengatakan jika ingin mendapatkan laki-laki seharusnya ia mulai belajar tersenyum.
Memaksa perempuan tersenyum berarti merebut hak mereka atas emosinya sendiri. Mengutip Scotsman, sebuah penelitian menemukan 98 persen perempuan diminta tersenyum di tempat kerjanya oleh atasan laki-laki dan bahkan itu bisa terjadi setiap minggunya. Ini dapat begitu melelahkan dan merendahkan perempuan.
“Perempuan bukan asisten pesulap yang harus tersenyum lebat saat diperintahkan atau menghadapi pelecehan.” Gina Davidson (Wakil Editor Politik di Scotsman)
Sedangkan Everyday Sexism Project melihat tekanan pada perempuan untuk tersenyuut m. Mereka menyebut itu salah satu cara paling umum, privasi perempuan diserang di ruang publik dan bagian dari spektrum perilaku yang menormalkan gagasan bahwa tubuh perempuan adalah milik publik. Bahkan, project tersebut juga menerima banyak laporan jika laki-laki marah ketika perempuan menolak perintahnya untuk tersenyum.
Pesan ini penting banget, lho karena terkadang kita sering mendengar perempuan diminta untuk tersenyum. Padahal, perempuan juga manusia yang memiliki hak untuk menentukan pilihannya termasuk tersenyum.
3. Berusaha selalu ada saat teman mengalami kesulitan
Saat sedang berkencan, Hyemi menghubungi Ji-woo ketika ia nyaris diperkosa. Ji-woo dan Ji-ho pun segera bergegas ke tempat Hyemi berada.
Meski, Hyemi berhasil selamat sebelum mereka tiba di lokasi, namun sikap Ji-woo menunjukkan bahwa sebagai teman sudah seharusnya untuk membantu Hyemi. Meski, saat itu bisa saja ia mengabaikan Hyemi, namun itu tidak dilakukan karena teman sejati selalu ada saat temannya membutuhkannya.
4. Ketika kejujuran meninggalkan luka
Jauh sebelum mengenal Ji-woo, Ji-ho sempat berpacaran dengan Hana. Keduanya putus setelah Ji-ho mengungkapkan tentang sisi lain dirinya. Hana menyebutnya sebagai orang mesum dan egois.