Di sisi lain, meskipun persentase setengah pengangguran turun menjadi 8 persen, angka tersebut masih tergolong tinggi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Setengah penganggur adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan tambahan.
Pendidikan juga menjadi faktor yang memperlihatkan dinamika pengangguran yang mencolok. TPT justru lebih rendah pada mereka yang berpendidikan rendah, seperti lulusan SD (2,32%) dan SMP (4,35%).
Sebaliknya, tingkat pengangguran meningkat pada kelompok berpendidikan tinggi (Diploma IV/S1 ke atas) menjadi 6,23% pada Februari 2025, naik dari 5,63% tahun sebelumnya.
“Ini menunjukkan bahwa banyak pekerjaan yang tersedia tidak layak bagi lulusan pendidikan tinggi. Banyak lulusan yang berharap mendapatkan pekerjaan sesuai keahlian, namun kenyataannya lapangan kerja seperti itu masih sangat terbatas,” kata Awalil.
Ia menyimpulkan bahwa data pengangguran yang menurun tidak serta-merta mencerminkan perbaikan kondisi ketenagakerjaan.
Sebagian besar pekerja di Indonesia masih belum memperoleh pekerjaan yang layak dan harus bekerja dalam kondisi yang serba terbatas demi bertahan hidup. []