BARISAN.CO – Pemerinah Indonesia melarang ekspor batu bara ke luar negeri dari 1 hingga 30 Januari 2022. Alasannya, untuk mengamankan pasokan batu bara ke pembangkit listrik nasional.
Kebijakan ini berdampak pada negara-negara yang mengandalkan batu bara asal Indonesia karena diputuskan secara tiba-tiba. Seperti Jepang dan Korea Selatan.
Kementerian Energi Korea Selatan langsung mengadakan pertemuan darurat pada 3 Januari dengan lima utilitas Korea Electric Power Corporation (Kepco) milik negara serta pihak terkait lainnya untuk mengevaluasi dampak larangan ekspor batubara oleh Indonesia.
Dalam catatan pertemuan terungkap bahwa dengan tingkat persediaan batubara saat ini maka diprediksi serta masih adanya pengiriman dari negara lain maka dampak jangka pendek akan terbatas.
“Sekitar 55% dari kargo terjadwal dari Indonesia untuk bulan Januari telah dimuat atau dikirim, meskipun kedatangan pengiriman lainnya akan ditunda, kata pengumuman itu,” demikian dikutip dari Argus Media, Kamis (6/1/2022).
Sebagai informasi, bauran impor batubara Korea Selatan didominasi oleh batubara asal Australia pada tahun 2021, yang menyumbang 49%. Kemudian 20% dari Indonesia dan 11% dari Rusia.
“Mengingat larangan itu terjadi pada Januari ketika permintaan pemanas Korea Selatan memuncak, penilaian menyeluruh tentang kemungkinan dampak larangan ekspor diperlukan untuk menyiapkan langkah-langkah yang tepat,” ungkap Wakil Menteri Ki-Young Park.
Ki-Young melanjutkan, masih diperlukan pantauan lanjutan untuk kenaikan harga batu bara jika terjadi persaingan internasional untuk pemenuhan pasokan batubara serta dampak terhadap keseimbangan pasar listrik di China dan India.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor batubara Indonesia ke Korea Selatan per 2020 mencapai 24,83 juta ton. Adapun, nilainya mencapai US$ 1,04 miliar.
Sebelumnya, pada Selasa (4/1/2022), Jepang juga menyatakan keberatan dengan kebijakan Indonesia. Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji menyurati Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Melalui surat itu, Kenji meminta agar pemerintah Indonesia segera mencabut larangan ekspor batu bara, termasuk ke negaranya.
Kebijakan ini, kata Kenji, berdampak pada negaranya. Apalagi selama ini Jepang mengimpor 2 juta ton batu bara per bulannya dari Indonesia untuk industri di negaranya, termasuk pembangkit listrik dan manufaktur.
Belum lagi, saat ini di Jepang tengah musim dingin. Kebutuhan listrik semakin meningkat. [rif]