Scroll untuk baca artikel
Blog

Penyair Pemulung di Hari Kemerdekaan

Redaksi
×

Penyair Pemulung di Hari Kemerdekaan

Sebarkan artikel ini

Hingga lampu gedung seluruhnya dipadamkan
Tak ada kesaksian manusia dan kemanusiaan
Kecuali penjaga gedung, mencatat di dinding tua:
Di panggung sandiwara terbesar ini tidak ada manusia, yang ada senjata pembunuh dan uang penghiburan…

Semarang, 4 Agustus 2022

SALAM BUDAYA

Salam budaya…!
Kerap aku tertawa geli, saat ucapkan salam itu
Salam kok budaya
Budaya kok salam
Justru saat kami ngobar, ngopi bareng, sebagaimana para pejuang kemerdekaan
Kopi yang dibuat para juragan Banda, untuk menangkal ajaran miras penjajah
Maka setiap rapat Bung Karno dkk, minumnya kopi
Bayangkan andai miras, kapan merdekanya…

Jadi, maafkanlah, saya ucapkan salam budaya seraya tertawa
Ingat riwayat budaya
Betapa kala para pendahulu, hingga Mataram, Majapahit, Mataram Lama
Budaya menjadi laku hidup, bahkan budaya kopi pun jadi alat perjuangan
Belum lagi wayang, batik, keris sebagai karya budaya
Negara mana bisa menyaingi pertunjukan wayang kulit
Bangsa mana bisa menandingi seni lukis batik dengan tehnik tinggi
Lihatlah, moyang kita tidak membuat paku, tapi mencipta karya budaya keris

Maafkanlah, memasuki orde baru, budaya menjadi teori
Ratusan teori tentang budaya
Sejak para filsuf hingga kaum milenial
Hingga memasuki era reformasi, budaya hanya menjadi salam:
Salam budaya..!
Konsep politik kebudayaan pun diubah menjadi politik ekonomi
Ujungnya bisa ditebak, ekonomi kapitalis liberalis
Lalu segalanya berubah bagai membalik tangan
Di kota besar, kota kecil, bahkan desa, bersila: keungan yang maha esa

Ayo ucapkan salam budayamu
Walau hukum ekonomi terus berlaku:
Tak ada penghormatan kalau tak ada uang di sakumu…

Semarang, 1 Agustus 2022