Penyelidik AS percaya tembakan dari tentara Israel mungkin membunuh jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh. Anggota komiter eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Wasel Abu Youssef menuduh Washington melindungi Israel.
BARISAN.CO – Hampir dua bulan berlalu, jurnalis Al Jazeera tewas ditembak di Tepi Barat. Penyelidik AS percaya tembakan dari tentara Israel mungkin membunuh jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh.
Namun, demikian Departemen Luar Negeri AS menyampaikan, penyelidik AS belum mencapai kesimpulan pasti mengenai asal peluru yang menewaskan Shireen tersebut.
“Para ahli balistik menemukan peluru itu rusak parah yang menghalangi kesimpulan jelas,” kata pemerintah AS dalam sebuah pernyataan pada Senin waktu setempat.
Koordinator Keamanan AS juga mengatakan, rincian analisis forensik tidak menunjukkan alasan untuk percaya jika penembakan itu disengaja.
Pada 11 Mei 2022, Shireen ditembak di kepala saat meliput serangan tentara Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat. Pejabat Palestina, kelompok hak asasi internasional, dan media melakukan penyelidikan independen yang menyimpulkan, Shireen dibunuh militer Israel.
Bulan lalu, kantor hak asasi manusia PBB menyebut, atas informasi yang dikumpulkan memperoleh kesimpulan bahwa peluru yang membunuh Shireen ditembakkan oleh pasukan Israel. Beberapa saksi mata juga menyatakan hal yang sama.
Analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bisharan mengatakan, unit yang dikirim Israel ke Jenin bukan infanteri atau marinir melainkan pasukan khusus.
“Terus terang, pasukan khusus itu adalah kelompok pembunuhan, unit pembunuhan dari tentara Israel,” kata Marwan.
Keluarga Shireen menolak percaya bahwa pemeriksaan tidak dapat menentukan pemilik senjata yang menembakkan peluru tersebut.
“Kami akan terus mengadvokasi keadilan bagi Shireen dan meminta pertanggungjawaban militer serta pemerintah Israel. Tidak peduli upaya mengaburkan kenyataan dari yang terjadi pada 11 Mei,” kata keluarga Shireen.
Melansir Guardian, menanggapi pengumuman AS, anggota komiter eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Wasel Abu Youssef menuduh Washington melindungi Israel.
“Kebenarannya jelas, tapi pemerintah AS terus menunda mengumumkan. Kami mengatakan Israel membunuh Shireen Abu Akleh dan harus bertanggung jawab atas kejahatan yang telah dilakukannya,” tegas Wasel.
Otoritas Palestina (PA) telah lama menolak tawaran Israel untuk melakukan penyelidikan bersama di bawah pengawasan AS. Akhir pekan lalu, para pejabat Palestina mengklaim, mereka disesatkan setelah menyerahkan bukti peluru kepada koordinator keamanan AS untuk diperiksa yang kemudian diberikan ke tim forensik Israel.
Data tentara yang dirilis di bawah undang-undang kebebasan informasi Israel dan dianalisis oleh Yesh Din, sebuah organisasi HAM Israel menunjukkan, tentara Israel memiliki impunitas hampir penuh terhadap tuntutan dalam kasus yang merugikan warga Palestina.