Scroll untuk baca artikel
Edukasi

6 Konsep Meningkatkan Rasa Percaya Diri Menurut Al Quran

Redaksi
×

6 Konsep Meningkatkan Rasa Percaya Diri Menurut Al Quran

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Setiap orang berharap memiliki kepercayaan diri. Pada umumnya pandangan percaya diri meyakini kemampuan atas apa yang ada pada dirinya. Seperti seorang yang berprofesi menjadi guru, ia sudah biasa berhadapan dengan siswa maupun orang tua wali. Pandangan ini dianggap seseorang yang memiliki rasa percaya diri karena berani tampil di hadapan banyak orang.

Akan tetapi jika guru tersebut diminta untuk mencoba kemampuan lain seperti menulis maupun berbisnis merasa dirinya tidak mampu. Begitu beragam profesi lainnya, ketika sesuai bidangnya dianggap ia telah memiliki kepercayaan diri.

Sementara itu keinginan untuk melakukan tindakan-tindakan lain yang dapat mengembangkan potensi dalam dirinya selalui dihantui dengan perasaan ketakutan, minder, dan perasaan malu.

Lantas apakah percaya diri itu? Menurut Barbara De Anggelis dalam bukunya Confidence, Percaya diri, Sumber Sukses dan Kemandirian menyatakan bahwa, kepercayaan diri adalah sesesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan.

Sementara itu pandangan Islam tentang percaya diri sama dengan pandangan Islam tentang diri manusia yang sangat unik dan istimewa. Ada beberapa konsep Islam tentang percaya diri yakni:

1. Kedirian (ma’rifatunnafsi)

Tentang kedirian manusia, bagaimana melihat diri sendiri sebagai pribadi. Meningkatkan rasa percaya diri manusia, tugas esensial yang harus dilakukan adalah mengenal diri sendiri. Bagaimana kondisi dirinya, bentuk fisik, sifat, hobi, kekuatan akal, dan kedudukannya. 

“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, (20) dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? (QS, Adz-Dzariyat, 51: Ayat 20 dan 21)

Perbedaan dalam diri manusia tersebut sangat penting kiranya manusia untuk memiliki konsep diri yang jelas baik itu berkaitan dengan fisik, kejiwaan dan kadar intelektual yang dimilikinya. Dengan mengetahui konsep diri yang jelas setiap individu akan mengetahui secara terfokus dan mengoptimalkan potensi dirinya.

2. Berpikir Positif (husnu dzhon)

Menurut Akrim Ridha dalam bukunya Pribadi Sukses dan Ppanduan Melejitkan Potensi diri berpandangan bahwa berpikir positif merupakan proses berpikir yang didasarkan kepada kajian terhadap faktor-faktor penyebab dan menetapkan alternatif yang mungkin berdasarkan pelbagai kemungkinan dengan meletakkan banyak pengganti.

Berpikir positif berarti selalu memikirkan dan mengambil nilai-nilai positif dari berbagai situasi atau kondisi untuk kemudian mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya.

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.(QS. Ali imran Ayat139)

“Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Yunus Ayat 65)

3. Keyakinan dan Tindakan (iman dan amal)

Jika iman dan amal bergabung dengan ketakwaan pengetahuan pun akan diperoleh. Pengetahuan yang mengantar manusia dekat kepada Allah bukan hanya pengetahuan teoritis. Kebahagiaan dicapai hanya manakala pengetahuan dan amal berpadu.

Dale Carnegie dalam bukunya berjudul Kunci Sukses Meraih Kewibawaan dan Kekuasaan, mengungkapkan bahwa orang harus aktif, alam menghukum orang yang tidak aktif. Orang yang malas dan tidak berbuat apa-apa, menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya sendiri.

Perhatikanlah kesukaran-kesukaran dari orang-orang cukup kaya sehingga tak memerlukan bekerja lagi. Temuilah orang yang tidak berbuat apa-apa, pasti dia itu orang yang celaka tidak bahagia. Kamar-kamar tunggu dokter urat syaraf dipenuhi oleh orang-orang yang  karena tidak bekerja menciptakan kesulitan-kesulitan dan kesukaran-kesukaran bagi dirinya sendiri yang membuat mereka sakit dan putus asa.