Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Ekonopedia

Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Satu]

:: Redaksi
4 Agustus 2020
dalam Ekonopedia
Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Satu]

Memahami kemiskinan di Indonesia/Foto: unsplash.com

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2020 sebanyak 26,42 juta orang, sebagaimana diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 15 Juli lalu. Sebanyak 11,16 juta orang berdomisili di perkotaan, dan 15,26 juta orang di perdesaan.

Penduduk miskin adalah orang yang rata-rata pengeluarannya kurang dari Garis Kemiskinan. Garis itu dibuat BPS dengan menggunakan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar yang dinyatakan dalam nilai pengeluaran dalam rupiah. Garis kemiskinan nasional pada Maret 2020 sebesar Rp454.652 per kapita per bulan.

Perlu diperhatikan, ukuran dinyatakan dalam pengeluaran per orang, bukan per rumah tangga. Rumah tangga miskin pada Maret 2020 rata-rata beranggotakan 4,68 orang. Batas kemiskinan perlu dibayangkan dalam konteks satuan keluarga. Survei BPS pun sebenarnya berbasis data keluarga.

Jumlah penduduk miskin di perdesaan masih lebih banyak dari perkotaan. Namun laju penurunannya tampak lebih cepat. Dalam hal ini, harus dipertimbangkan pula faktor perubahan administrasi, sebagian desa menjadi kota.

BACAJUGA

Dibalik Angka Kemiskinan September 2022

Dibalik Angka Kemiskinan September 2022

17 Januari 2023
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Bertambah pada September 2022

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Bertambah pada September 2022

16 Januari 2023

Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik)


Penduduk miskin sebenarnya hanya berkurang sebanyak 8,87 juta orang selama 23 tahun. Dari 34,01 juta orang (1996) menjadi 25,14 juta orang (2019). Hal itu antara lain disebabkan krisis ekonomi yang dialami pada tahun 1997/1998. Saat itu, terjadi lonjakan kenaikan jumlah penduduk miskin sebanyak 15,49 juta orang. Dari 34,01 juta orang (1996) menjadi 49,50 juta orang (1998).

Pencapaian selama belasan tahun terhapuskan oleh krisis ekonomi yang berlangsung selama 1,5 tahun. Dan untuk menurunkan kembali ke jumlah yang sama, butuh waktu selama sepuluh tahun. 

Porsi atau persentase jumlah penduduk miskin terhadap total penduduk disebut sebagai tingkat kemiskinan, kadang sebagai angka kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan perdesaan berarti persentase jumlah penduduk miskinnya terhadap total penduduk perdesaan. Begitu pula dengan perkotaan. Catatannya, BPS memakai data jumlah penduduk pada pertengahan tahun, yang telah diproyeksi atau diestimasi berdasar data sensus penduduk.


Tingkat Kemiskinan (%)
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik)


Angka kemiskinan nasional cenderung turun dengan laju sedikit lebih cepat dibanding penurunan jumlah penduduk miskin. Hanya pernah mengalami peningkatan pesat pada saat krisis ekonomi tahun 1998, dan pada tahun 2006 akibat melonjaknya harga BBM.

Angka kemiskinan pada tahun 1996 sebesar 17,47% melonjak menjadi 24,20%. Butuh waktu sekitar 5 tahun untuk kembali ke tingkat semula. Lonjakan kedua terjadi pada tahun 2006 yang mencapai 17,75%, naik dari 15,97% pada 2005.

Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada jumlah penduduk miskin atau tingkat kemiskinan pada suatu tahun, selalu butuh waktu lebih lama untuk menurunkannya.    

BPS mengumumkan pula tentang kondisi kemiskinan tingkat provinsi dan tingkat Kabupaten/Kota. Beberapa di antaranya memiliki jumlah penduduk miskin yang terbilang sangat banyak, namun angka kemisinannya tidak berbeda jauh dari tingkat nasional.

Pada Maret 2020, Jawa tengah memiliki 3,98 juta orang penduduk miskin, dengan angka kemiskinan 11,41 persen.  Jawa Timur memiliki 4,42 juta orang penduduk miskin, dengan angka kemiskinan 11,09 persen. Jawa Barat memiliki 3,92 juta orang penduduk miskin, namun tingkat kemiskinannya hanya 7,88 persen, atau lebih rendah dari tingkat kemiskinan nasional.

Beberapa provinsi memiliki jumlah penduduk miskin yang jauh lebih sedikit dibanding tiga provinsi itu, namun tingkat kemiskinannya jauh lebih tinggi. Tiga provinsi dengan angka kemiskinan paling tinggi adalah: Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.


Tingkat Kemiskinan (%)
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik)


Perbedaan tingkat kemiskinan antar kabupaten/kota juga amat signifikan. Sebagian cukup jauh di bawah tingkat nasional, seperti: Kota Sawah Lunto, Kota Pekanbaru, Kota Jakarta Selatan, Kota Depok, Kota Denpasar, dan Kabupaten Badung. Sedangkan yang jauh di atas tingkat nasional antara lain: Sumba Tengah, Jayawijaya, Nduga, dan Deiyai.


Seri tulisan Kemiskinan lainnya:
Bagian Dua
Bagian Tiga
Bagian Empat
Bagian Lima
Bagian Enam
Bagian Tujuh

Kontributor: Awalil Rizky

Editor: Ananta Damarjati

Topik: Angka KemiskinanAwalil RizkyBadan Pusat StatistikEkonopediaGaris KemiskinanKrisis Ekonomi
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Empat)

4 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)

2 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Dua)

15 Mei 2022
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)

5 Mei 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Delapan)

30 April 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Tujuh)

21 April 2022
Lainnya
Selanjutnya
Anatasia

Bisakah Kita Berdemo dengan Kepala Dingin Tanpa Harus Rusuh?

Cek Kebenaran Pesan Forward di WhatsApp Bisa Langsung Di-googling, Begini Caranya

Cek Kebenaran Pesan Forward di WhatsApp Bisa Langsung Di-googling, Begini Caranya

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Penculikan Anak

Darurat Penculikan Anak, Ortu Wajib Lakukan ini Sebagai Antisipasi

4 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia

4 Februari Hari Kanker Sedunia, Kemenkes Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini

4 Februari 2023
analisa youtube shorts

Benarkah YouTube Short Bisa Menghasilkan Uang? Inilah Analisa Kebenarannya

3 Februari 2023
Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
website foto gratis

7 Rekomendasi Website Foto Gratis, No Copyright untuk Konten dan Desain

3 Februari 2023
rhoma irama air putih

Rutin Minum Air Putih Hangat, Rhoma Irama Berhasil Diet

3 Februari 2023
kanti w janis

Tadaburan Novel Karya Kanti W Janis

3 Februari 2023

SOROTAN

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

:: Yayat R Cipasang
3 Februari 2023

BANJIR Jakarta tidak sekadar bencana alam tetapi juga sudah sangat politis. Banjir dan cara penanganannya menjadi alat kampanye, glorifikasi atau...

Selengkapnya
Perlindungan PRT

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang