Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen memang layak disambut positif. Namun kita tidak boleh terbuai. Di balik angka-angka indah itu, ekonomi Indonesia masih menyimpan banyak ketimpangan dan kerentanan.
Seperti kata pepatah, “Bukan seberapa tinggi kau melompat, tapi seberapa kuat kakimu menapak.” Begitu pula ekonomi Indonesia: bukan hanya seberapa besar pertumbuhan, tapi seberapa kokoh fondasi yang menopangnya.
Jika fondasi ekonomi tetap bergantung pada konsumsi musiman dan stimulus fiskal jangka pendek, maka pertumbuhan ini hanya akan menjadi ilusi sesaat. Sudah saatnya Indonesia berinvestasi lebih dalam pada ekonomi produktif, berkelanjutan, dan berkeadilan. []