Scroll untuk baca artikel
Blog

Pertumbuhan Ekonomi Minus, Cintailah Produk-Produk Indonesia

Redaksi
×

Pertumbuhan Ekonomi Minus, Cintailah Produk-Produk Indonesia

Sebarkan artikel ini

Ditambah sistem politik Demokrasi yang sangat menyuburkan alam kebebasan. Dengan empat pilar pokoknya yaitu kebebasan berpendapat, kepemilikan, berprilaku dan beragama. Lengkapnya wadah bagi manusia-manusia yang pada dasarnya bersifat tamak dan kikir. Menuangkan semua yang keluar dari kepalanya tak peduli apa kata orang lain, hidupku hidupku, hidupmu hidupmu. Satu yang berlaku saat ini, yaitu kehendak pribadi segalanya. Bebas berpindah agama, mabok di depan umum , berzina, membunuh, menipu dan yang lain. Semua dilindungi undang-undang atas nama Hak Asasi Manusia.

Maka bisa ditarik kesimpulan, negara dalam hal ini tidak berposisi sebagai Ra’ in atau pengurus urusan umat. Sebab, rakyat pun adalah obyek bisnisnya . Akan selalu ada perhitungan untung rugi jika itu bicara soal kebutuhan rakyat. Ini pula yang menjadi alasan, mengapa pengusaha dan korporat besar adalah anak emas negara. Sebab merekalah yang bisa mendatangkan manfaat materi bagi negara.

Banyak peringatan berasal dari ulama dan umat terkait kegaduhan masa Pandemi Covid-19 ini, terutama dari sisi pendidikan dan ekonomi. Akar permasalahannya, kita salah adopsi sistem. Bagaimana Islam menyelesaikan persoalan ini?

Maka kita akan berbicara bagaimana Allah memelihara urusan umatNya dengan sebaik mungkin. Allah Swt mensyariatkan seperangkat aturan yang jelas sesuai fitrah, memuaskan akal dan menentramkan hati. Sebab, seluruh aturannya berasal dari Sang Pencipta hidup dan kehidupan, jelas tahan uji dan akan membawa kepada perubahan hakiki.

Ibnu Katsir berkata, “Siapa yang memelihara kehidupan seseorang, yaitu tidak membunuh suatu jiwa yang Allah haramkan, maka ia telah memelihara kehidupan seluruh manusia. Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah siapa saja yang menahan diri dari membunuh satu jiwa.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 380).

Islam memandang satu nyawa yang hilang lebih penting dari dunia dan seisinya. Dan siapa yang diamanahi memelihara nyawa individu per individu? Tentulah negara, maka syariat diturunkan dalam rangka membantu manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Dan Islam memandang ketika suatu negara dalam keadaan ditimpa wabah, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menyelamatkan nyawa. Dengan cara dipisahkan antara yang sakit dan yang sehat.

Sistem kesehatan yang mumpuni sangatlah dibutuhkan. Maka ini akan bersinergi dengan aspek keamanan, pendidikan, ekonomi dan lainnya yang mandiri bukan bersandar pada asing. Maka sebagaimana hari ini, seruan untuk mencintai hasil inovasi dan kreasi anak negeri bukan dalam hal ekonomi semata. Namun juga aspek yang lain, terutama kesehatan. Jika negara memfasilitasi tentu setiap aspek akan berkembang dengan baik. Seperti vaksin yang sebenarnya Indonesia mampu memproduksinya, mantan Menkes Sri Supari telah membuktikannya.