Scroll untuk baca artikel
Terkini

Pesantren Inggris Assalam Gelar Ngaji Moesik Sambut 2023

Redaksi
×

Pesantren Inggris Assalam Gelar Ngaji Moesik Sambut 2023

Sebarkan artikel ini

Di Pesantren Inggrisi Assalam para santri bebas belajar apa saja yang mereka suka dan mengembangkan potensinya.

BARISAN.CO – Puluhan santri Pesantren Inggris Assalam, yang juga dikenal sebagai anak-anak tidak sekolah bersuka cita menyambut malam pergantian tahun dengan beragam agenda acara. Tidak hanya mengaji, para santri sambut 2023 dengan suka cita dengan membacakan puisi, teater, musik, wushu, tarian modern, screening film.

Bertempat di halaman Pesantren Inggris Assalam, Jalan Terobosan, Megamendung, Bogor, malam itu, berbagai pertunjukan yang menghibur disajikan untuk menyambut datangnya tahun baru 2023, Sabtu (31/12/2022) malam.

Secara bergantian, penampilan santri putra dan putri yang rata-rata masih berusia belasan tahun berhasil membuat para penonton berdecak kagum dan dipenuhi gelak tawa.

“Dari mulai teater, musik, puisi, wushu, tarian modern, screening film yang disajikan malam ini adalah hasil mereka berproses disini,” terang Lutfi, salah satu mentor tidak sekolah.

Lutfi menyampaikan di Assalam, mereka bebas belajar apa saja yang mereka suka dan mengembangkan potensinya.

ngaji moesik
Ngaji Moesik bersama Pandai Api SeBUMI

Pertunjukan dipuncaki oleh Ngaji Moesik yang menampilkan group musik dari Jakarta Pandai Api SeBUMI (Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia) yang berkolaborasi dengan solois asal Semarang, Febriansyah Rifqi.

Pandai Api membawakan 4 lagu andalanya, antara lain: Bangun Pagi, Nyanyian Kota, Cerobong Besi, Kalau Nggak Janji Nggak Menang dan ditutup penampilan Febri yang membawakan single terbaru yang rencannya akan dirilis dalam waktu dekat, berjudul: Gunakan Hati.

Puluhan santri yang berjejer dibangku penonton begitu antusias turut berjoget dan bernyanyi.

Disela-sela penampilanya Ibob, sang pentolan Pandai Api melalui orasinya berpesan kepada para santri agar konsisten “menghidupkan” ruang-ruang belajar semacam ini.

Karena menurut Ibob, ruang bebas berekspresi semacam ini yang dibutuhkan bangsa Indonesia ketika semua keran-keran demokrasi pelan-pelan mulai disumbat dan dimatikan oleh rezim.

Sebelumnya, Ibob dan tim Artcukil juga turut menemani para santri berproses dalam workshop cukil yang dipandu oleh Robi Korek dan Sis.

“Seni cukil adalah teknik cetak relief yang menyenangkan, kami tak hanya belajar tetapi juga sharing tentang gaya dan jalan hidup,” ujar Nisywah, salah satu santri Assalam. [Luk]