Ini momentum paling pas menjaga dan memastikan anak dan menantunya yang miskin pengalaman politik, untuk terpilih.
Nasib Gibran di Solo dan Bobby Nasution di Medan tidak semata bergantung pada garis tangan. Tapi yang paling penting, campur tangan.
Mumpung Jokowi masih menjadi Presiden. Mumpung masih punya pengaruh besar mengendalikan parpol dan organ-organ kekuasaan.
Semuanya itu erat kaitannya dengan bisnis pengaruh. Bahasa kerennya, business of influence.
Jika harus ditunda, momentum akan lewat. Dengan pandemi yang kian tak terkendali. Covid mulai menggigit elit.
Mulai dari menteri, Ketua KPU, wakil gubernur, walikota, bupati, dan rektor perguruan tinggi, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari.
Pilkada memang beda dengan Pilkades. Mendagri Tito Karnavian dengan mudahnya mengumumkan semua Pilkades ditunda. Pilkada tidak.
Di Pilkades tidak ada cukong politik yang punya kepentingan. Paling banter pensiunan lurah —kalau di Jawa disebut sebagai lurah dongkol — yang punya kepentingan.
Di Pilkada, wabil khusus Pilkada serentak kali ini, banyak sekali kepentingan yang berkelindan.
Sekarang atau tidak sama sekali ya Pak Jokowi? end