ARTIS remaja yang lagi viral, Fajar Sad Boy, selalu membuat quote dalam setiap penampilannya di TV atau YouTube. Termasuk saat bertemu mantan pacarnya, Ayya Aiin, yang ikut viral. “Saya sebetulnya mau nraktir kamu, tapi ada soal kondom,” ujar Fajar. Tentu Ayya terkejut, kondom apa? Dengan nada hampir tanpa emosi, Fajar pun menjawab dengan satu joke, “ya kondom, kondisi dompet…”
Joke Fajar itu seperti antitesa quote atas kondisi politik (konpol) di negeri ini. Semacam antitesa kondom atas konpol. Tentu ini bukan gurauan, kalau kita mengingat keterangan Menpolhukam Mafhud MD. Yakni tentang transaksi aneh di kementerian keuangan yang itu diduga money laundry. Semacam kebocoran keuangan dengan jumlah fantastis: tigaratus triliun.
Menkeu Sri Mulyani sendiri dalam jumpa pers bersama Mafhud, mengaku tidak tahu adanya kesalahan itu. Dia bahkan menyatakan ingin tahu perhitungannya, dan siapa saja yang terlibat di dalamnya. Terlebih ketika berita itu menjadi viral dan menjadi pertanyaan publik, amat meresahkan pemerintah maupun masyarakat.
Lebih lanjut Mafhud menambahkan, ada sekitar tigaratusan orang yang ada dalam pusaran pencucian uang itu. “Kalau kita menjumput tujuh orang saja, jumlahnya ada sekitar limapuluh triliun,” jelasnya, “dan itu tidak diketahui Menkeu. Ini jelas bukan jumlah main-main, dan bagi saya sudah masuk dalam ranah money laundry politic.
Mafhud sendiri sebagai ketua pengawas PPATK, mendapat laporan data itu, dan ia memang berhak membukanya ke khalayak masyarakat. Itulah yang membuat masyarakat resah bertanya-tanya, dan laporan data ini perlu ditindak-lanjuti. Perlu dibuka secara transparan, agar masyarakat tidak keliru menafsirkan dan menjadi bola api liar yang bisa menjadi chaos sosial.
Mafhud pada intinya kemudian menegaskan bahwa, ini bukan tindak korupsi tapi sekali lagi: money laundry. Tapi inilah logika awam, bahwa ibarat perampokan uang hasil rampokan sudah terkondom, tersembunyi, tinggal menunggu saat yang tepat untuk mengambilnya. Logika lanjut, untunglah ada yang ngonangi pengondoman uang itu, kalau tidak uang rampokan terbawa kabur.
Pertanyaannya, kalau logika awam itu benar, apakah kondomisasi uang 300 T itu bukan termasuk delik korupsi. Pertanyaan lanjut jika ini money politic laundry, apakah kasus ini ada hubungannya dengan politik menjelang pemilu. Ingat, kasus Bank Century yang menghebohkan dan sampai pada saat ini menjadi pertanyaan besar masyarakat.
Joke Fajar Sad Boy memang viral, menjadi quote keluhan rakyat kecil tentang kondisi dompet yang mepet bahkan kosong. Dalam pada itu politik kondom 300 T, tampaknya kalah viral. Artinya, di saat rakyat menderita oleh kekuasaan oligarki, uang pajak dari rakyat setiap hari dirampok oleh keparat..ehh, aparatnya.
Dalam pada itu kejahatan terus terjadi, akibat dari sebab struktural politik kondom. Jadi ada benarnya satu ending sebuah monolog: hanya ada dua dosa di Indonesia yaitu: korupsi dan..lain-lain. Sebabnya yang dan lain-lainnya itu adalah akibat dari tindak korupsi. Justru di negeri yang sedang giat melakukan reformasi sambil meneriakkan: anti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).*