BARISAN.CO – Kualitas udara yang baik dinilai berbanding lurus dengan kualitas hidup masyarakat. Apalagi, di masa pandemi Covid-19 ini, udara yang bersih sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Penelitian terbaru Universitas Colorado Boulder menemukan polusi udara rumah tangga berupa partikel berbahaya dari produk kimia dan bahan bakar berkontribusi 10 kali lipat dari jumlah kematian yang diperkirakan sebelumnya.
Partikel itu dapat ditemukan dari produk cat, pestisida, arang hingga knalpot kendaraan. Para ilmuan meninjau partikel kecil tersebut masuk ke atmosfer sebelum dihirup ke paru-paru manusia dan diperkirakan menyebabkan kematian dini sekitar 900.000 orang.
Menurut ketua penelitian dari Aerodyne Research, Inc, Dr. Benjamin Nault, angka itu menunjukkan 10 kali lebih banyak kematian dibanding yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian itu dilakukan selama dua dekade tentang emisi kimia melalui tinjauan yang rinci dari sebelas kota di dunia termasuk London, Beijing, dan New York.
Para peneliti juga menggabungkan angka-angka temuan dengan model kualitas udara yang canggih dan data satelit menunjukkan partikel dari produk rumah tangga yang disebut dengan aerosol organic sekunder antropogenik dapat menyebabkan 340.000 hingga 900.000 kematian dini tiap tahunnya.
Dikutip dari WHO, pada tahun 2016, polusi udara rumah tangga bertanggung jawab atas 3,8 juta kematian. Hal itu menjadikan polusi udara rumah tangga menjadi salah satu penyumbang lingkungan terbesar terhadap kesehatan yang buruk.
Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, polusi udara rumahtangga bertanggung jawab atas hampir 10 persen kematian dan merupakan 7,7 persen dari kematian secara keseluruhan di dunia. Kurangnya akses sumber energi modern membuat orang hidup dalam kemiskinan. Bahkan di Afrika Sub-Sahara 43 persen penduduknya tidak memiliki akses listrik.
Rumah tangga termiskin menggunakan limbah tanaman dan kotoran kering untuk membakar kayu dan biomassa sedangkan bagi yang mampu memasak dengan arang atau batu bara. Membakar bahan bakar padat seperti itu memenuhi ruangan dengan asap dan bahan kimia beracun. Sumber energi tradisional membuat mereka yang tinggal di rumah, khususnya perempuan dan anak-anak tercemar polusi jauh lebih tinggi dibanding kota-kota paling tercemar di dunia.
Menurut sebuah badan amal terdaftar di Inggris dan Wales, Our World In Data, paparan kronis polusi rumahtangga menyebabkan pneumonia, penyakit paru obstruktif kronik, dan kanker paru-paru. Selain itu, utamanya berdampak pada luka bakar, meningkatnya risiko katarak, serta kesehatan bayi sebelum dilahirkan dan mengarah ke tingkat kematian pasca dilahirkan.