Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Pria Gemuk Susah Punya Anak, Benarkan?

Redaksi
×

Pria Gemuk Susah Punya Anak, Benarkan?

Sebarkan artikel ini

Pria gemuk susah punya anak? Makin tinggi hitungan berat badan berlebih, maka makin buruk kualitas spermanya. Temuan itu berlaku untuk kategori kegemukan

BARISAN.CO – Kelengkapan sebuah keluarga adalah atas kehadiran sang buah hati. Biasanya para keluarga yang berprogram untuk segera memiliki anak akan makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan kualitas kesuburannya dan lebih sering melakukan hubungan dengan istri.

Namun terkadang dengan cara seperti itu ternyata belum juga membuahkan hasil alih-alih malah sulit mendapatkan keturunan, malahan karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan akhirnya bertambah berat badannya dan menjadi gemuk yang bisa menyebabkan kesusahan dalam memiliki keturunan. Lantas apa yang salah?

Walaupun anak adalah amanah dari Allah, Dia yang akan memberikan kapan saja Dia inginkan. Namun ternyata kondisi tubuh (berat badan-red) seseorang juga memiliki pengaruh yang besar, meskipun tidak terjadi pada semua pria gemuk namun hal ini patut untuk difamahi. Jadi bukan hanya para perempuan gemuk saja yang mendapat warning dalam hal ketururnan namun juga kaum adam.

Sebuah studi, yang dilakukan para dokter ahli dan para peneliti sperma pada tahun lalu membuat suatu penelitian tentang kesuburan dan kualitas sperma.

Para ahli meneliti 1.940 sampel sperma pria dan mencocokkannya dengan berat badan pendonor. Tolok ukurnya adalah indeks massa tubuh (BMI), ukuran lemak tubuh di kalangan orang dewasa. Berdasarkan itu, berat tubuh normal didefinisikan sebagai BMI 18,5-25; kelebihan berat 25-30 dan kegemukan sebagai 30 atau lebih.

Makin tinggi hitungan pada berat yang berlebihan, maka makin buruk kualitas spermanya. Temuan itu berlaku untuk mereka yang masuk dalam kategori kegemukan. Hasil temuan para ahli itu pun diajukan ke konferensi tahunan European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) di Stockholm, Swedia.

“Kelebihan berat badan mengakibatkan perubahan pada ciri sperma, mungkin akibat gangguan hormon, yang mengakibatkan jumlah sperma, mortalitas dan vitalitas yang lebih sedikit,” kata Direktur Ilmu Pengetahuan di Eylau-Unilabs di Paris, bagian dari jaringan laboratorium di 12 negara Eropa yang berpusat di Swiss, Paul Cohen-Bacrie.

Menurut Cohen, kondisi kelebihan berat badan akan mengakibatkan hilangnya potensi pembuahan. Dalam penelitian tersebut juga diperoleh hasil bahwa pria berkelebihan berat badan jumlah spermanya lebih sedikit sampai 10-20 persen dibanding pria dengan timpalan berat badan normal.

Begitu pula menurut para peneliti dari University of Melbourne di Australia mengungkapkan bahwa tak hanya perempuan yang harus menurunkan berat badan berlebih sebelum ia mencoba memiliki anak, tapi laki-laki juga.

Berdasarkan penelitian yang hasilnya telah dipresentasikan dalam Endocrine Society of Australia and the Society for Reproductive Biology 2012 diketahui kelebihan berat badan berdampak negatif terhadap sperma.

Selain itu juga kondisi ini turut mempengaruhi pertumbuhan janin dan perkembangan plasenta sehingga mengurangi peluang keberhasilan bagi pasangannya untuk dapat hamil. “Kami menemukan bahwa pembangunan atau perkembangan tertunda pada janin yang dihasilkan dari ayah yang obesitas,” ujar pemimpin peneliti Natalie Binder.

Lebih lanjut Natalie menjelaskan tingkat implantasi embrio ke dalam rahim hingga menjadi janin menurun sampai 15 menit, serta berat plasenta yang dimiliki secara signifikan lebih rendah untuk embrio yang berasal dari sperma laki-laki gemuk.

Sedangkan studi lain menemukan jika perempuan gemuk yang hamil cenderung lebih rentan melahirkan bayi yang kekurangan kadar zat besi. Padahal kekurangan zat besi pada saat dilahirkan ini bisa menyebabkan perkembangan bayi jadi terhambat.