Berita

Produksi Menurun, Indonesia Bakal Kebanjiran Beras Impor

Anatasia Wahyudi
×

Produksi Menurun, Indonesia Bakal Kebanjiran Beras Impor

Sebarkan artikel ini
beras impor
Ilustrasi: Perum Bulog.

Di tahun 2024, pemerintah berencana impor sekitar 5 juta ton beras.

BARISAN.CO – Luas panen adalah luas lahan dari hasil suatu komoditi yang sudah siap dipanen.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) luas lahan padi antara tahun 2018-2023 mengalami penurunan.

Di tahun 2018, luas lahan padi sebesar 11.377.934,44 hektar sedangkan di tahun 2023 menjadi 10.196.886,77 hektar.

Artinya, pada periode 2018-2023, luas lahan padi yang berkurang sebanyak 1.181.047,67 hektar.

Melansir Republika, Kementerian Pertanian menyebut, penurunan luas panen dipicu oleh adanya alih fungsi lahan. Hal itu disampaikan Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.

Suwandi menambahkan, faktor lainnya adalah perubahan preferensi komoditas yang ditanam oleh petani.

Meski mengalami penurunan luas panen, Suwandi menyebut, tidak berdampak pada produksi beras.

Apa yang disampaikan Suwandi tidak sepenuhnya benar karena pada tahun 2023, poduksi beras nyatanya hanya 53.625.539,51 ton. Sementara di tahun 2018, produksi beras di Indonesia mencapai 59.200.533,72 ton.

Cara instan yang dilakukan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan beras di Tanah Air ialah impor. Di tahun 2024, pemerintah berencana impor sekitar 5 juta ton.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menuturkan, rencana tersebut sifatnya lebih kepada upaya antisipasi dampak El Nino.

Menteri Pertanian Andi Amran menuturkan, rencana impor beras hingga 5 ton tersebut karena tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi terjadinya krisis pangan dunia.

Namun, belum lama ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut, sebanyak 2,5 juta ton impor beras akan masuk sebelum panen raya berlangsung. Jumlah itu merupakan penugasan impor 2 juta ton di 2024 dan 500.000 ton dari sisa kuota tambahan penugasan pada 2023.

Dari jumlah impor 2,5 juta ton beras itu, 600.000 ton kemungkinan akan didatangkan dari Thailand dan Vietnam.

Di sisi lain, ini menunjukkan seolah-olah Indonesia membantu negara tetangga dalam upaya meningkatkan target ekspor berasnya. Presiden Kehormatan Asosiasi Eksportir Beras Chookiat Ophaswongse kepada Reuters pada November lalu menyampaikan, Thailand meningkatkan target ekspor beras menjadi 8,5 juta ton di tahun 2023.

Ini dilakukan karena harga beras dari pesaingnya seperti Vietnam naik. Saat ini, Thailand menjadi eksportir beras terbesar kedua setelah India. Dengan harga jual sekitar US$550-US$555 per ton, harga beras Thailand inilah yang membuat negara seperti Filipina dan Indonesia meningkatkan pesanannya. [dmr]